Bandung, WWW.PASJABAR.COM – Universitas Pasundan melakukan koordinasi dengan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (Diskuk) Jawa Barat dan Kadin Jawa Barat terkait pengembangan program Matching Fund, Rabu (8/2/2023).
Matching Fund merupakan bentuk dukungan Kemendikbudristek untuk menciptakan kolaborasi dan sinergi strategis antara perguruan tinggi dengan pihak industri maupun pemerintah.
Dari tujuh proposal Matching Fund Unpas yang lolos tahap awal, dua di antaranya mengarah pada pengembangan koperasi dan usaha kecil, sehingga dibutuhkan kolaborasi dengan Diskuk Jabar untuk memperkuat pelaksanaan program.
Proses seleksi dibagi menjadi lima batch, meliputi evaluasi administratif, evaluasi kelayakan proposal awal (pitching), evaluasi administratif proposal lengkap, evaluasi proposal lengkap, serta verifikasi kelayakan program dan anggaran.
Tim peneliti Unpas saat ini tengah mempersiapkan seleksi tahap kedua. Sebelum memasuki tahap ketiga, perlu dilakukan penandatanganan MoU dengan pihak Diskuk Jabar.
Kepala Diskuk Jabar Kusmana Hartadji menyebut, program Matching Fund Unpas membantu pihaknya untuk mengukur implementasi tugas pokok Diskuk Jabar dalam mendorong UMKM naik kelas.
“Untuk kebutuhan Matching Fund, tentunya kerja sama harus segera dilakukan, karena Diskuk Jabar tidak bisa berjalan sendiri dalam memajukan UMKM,” tuturnya.
Hal tersebut dibenarkan oleh Rektor Unpas Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom., IPU. Ia menuturkan, Matching Fund bertujuan menghidupkan kerja sama dengan mitra, sekaligus memanfaatkan peluang yang ada.
“Ini sebuah perjalanan bahwa kampus bukan menara gading, melainkan menara air yang bermanfaat untuk masyarakat. Dengan memperluas kerja sama, kami beserta jajaran fakultas dapat melaksanakan Tri Dharma Perguruan TInggi,” tuturnya.
Potensi Akademisi Unpas
Melihat potensi yang dimiliki Unpas, Waketum Kadin Jabar Bidang Teknologi dan Data Potensi Usaha Hadi S. Cokrodimejo mengatakan, Unpas bisa ikut memperkuat geliat UMKM di wilayah Ciayumajakuning, terutama dalam menggerakkan aktivitas ekspor di bandara Kertajati.
Akademisi Unpas, kata dia, sangat diperlukan untuk menyusun konsep ekonomi mikro dan makro. Sedangkan Kadin Jabar akan memberikan pelatihan dan menghubungkan dengan perusahaan besar.
“Mengenai Matching Fund, di batch 2 ada lima proposal yang bisa dikerjasamakan dengan Kadin Jabar, yaitu mesin packaging dodol, mesin packaging sayur dan buah, dan pengawetan makanan. Untuk komersial, saya sudah highlight mesin cassava dan traktor gendong,” sebutnya.
Wakil Rektor I Unpas Prof. Dr. H. Jaja Suteja, M.Si. menyampaikan, program Matching Fund memerlukan penguatan dari semua pihak, termasuk mitra kerja sama dan dosen yang bersangkutan.
Ia berharap, kolaborasi dengan Diskuk Jabar dan Kadin Jabar saling memberi manfaat karena program Matching Fund memiliki efek terhadap keberlangsungan ekonomi kerakyatan.
Diskusi ini turut dihadiri Wakil Rektor II Dr. Ir. Yudi Garnida, M.P., Wakil Rektor III Dr. H. Deden Ramdan, M.Si., Ketua LPM Dr. Ir. Asep Dedi Sutrisno, M.P., Ketua Lemlit Dr. Hj. Erni Rusyani, M.M., Ketua PIIB Ir. Farid Rizayana, M.T., dan Sekretaris PIIB Dr. Dindin A. Brata Sonjaya, M.M., M.Si. (*/Nis)