BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung tertarik menggunakan Gibrik Mini untuk menangani sampah di Kota Bandung. Gibrik Mini merupakan alat pengolahan sampah ekonomis tetapi canggih yang cukup sukses mengatasi sampah di Kabupaten Banyumas.
Ketertarikan menggunakan Gibrik Mini Banyumas muncul saat Plh Wali Kota Bandung menerima kunjungan Bupati Banyumas, Achmad Husein di Balai Kota Bandung, Rabu (17/5/2023).
Pada pertemuan itu, Achmad membeberkan kesukseskan penanganan sampah di wilayah kerjanya.
“Soal pengolahan sampah kita menggunakan Gibrik Mini atau mesin pemilah sampah otomatis,” katanya.
Ia mengungkapkan, mesin ini memiliki kapasitas 0,5 ton per jam. Alat tersebut memiliki nilai investasi sekitar Rp75 juta. Panjangnya 80 cm, lebar 55 cm.
“Menggunakan panel listrik delta 15hp. Harganya Rp75 juta per unit,” tutur Achmad.
Ia menuturkan, mengapa program Kang Pisman yang dimiliki Kota Bandung harus didukung alat tersebut, karena alat minimalis ini memiliki efisiensi pemilahan dan tidak membutuhkan lahan yang luas.
Gibrik Mini Tingkatkan Kualitas Daur Ulang
Selain itu, lanjut Achmad, Gibrik Mini dapat meningkatan kualitas daur ulang, optimalisasi pemanfaatan sumber daya juga peningkatan kebersihan dan kesehatan.
“Nilai investasi Rp75 juta per RW. Adapun keuntungannya, mampu mengurangi dampak lingkungan pada proses pengangkutan, pemanfaatan sampah tingkat lokal dan pemberdayaan ekonomi lokal,” tuturnya.
Uniknya alat tersebut, lanjut Achmad mampu memilah sampah organik dan anorganik. Sesuai sistem, alat tersebut mampu memilah berdasarkan berat jenis sampah, dorongan angin hingga bentuk sampah.
“Jadi mesinnya bisa memilah sendiri. Kita tinggal masukan sampah ke alat itu. Cukup disimpah di lahan yang kecil, alat ini mampu bekerja,” ujarnya.
Menanggapi hal itu, Plh Wali Kota Bandung, Ema Sumarna tertarik dengan alat canggih dan sederhana itu.
“Alat ini mampu mereduksi sampah setengah ton per jam. Jadi jika diterapkan di beberapa TPS di Kota Bandung, pengelolaan sampah semakin baik,” katanya.
Ema menambahkan, meskipun saat ini masih menggunakan konvensional, sampah dibuang ke TPA, tetapi Pemkot Bandung terus berupaya agar pengelolaan sampah lebih optimal dan selesai di sumbernya.
“Ini betul-betul optimal, kita manfaatkan betul. Mudah-mudahan di 130 TPS kita tempatkan, tapi lihat dulu kondisi tempatnya,” tutur Ema.
Perlu diketahui, Kabupaten Banyumas telah menyatakan bahwa sebagai wilayah yang bebas sampah.
“Mereka mendeklarasikan kawasan zero waste, jadi kami tertarik. Intinya ini harus berkelanjutan sehingga pengelolaan sampah di Kota Bandung lebih optimal,” tuturnya. (*/ran)