BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan, sudah ada beberapa pihak yang menawarkan penanggulangan sampah di Kota Bandung.
“Ada beberapa pihak yang menawarkan penanganan sampah dengan berbagai metode. Itu nanti mereka akan presentasi kepada kami,” ujar Ema, kepada wartwan Senin (3/7/2023).
Ema mengatakan, pihaknya nanti akan menentukan teknologi mana yang terbaik yang bisa diterapkan di Kota Bandung. Pasalnya, Ema mengakui setiap metode yang ditawarkan, sudah pasti memiliki plus dan minus.
“Bagi saya prinsipnya yang terbaik untuk Kota Bandung,” tegasnya.
Ema mencontohkan, untuk teknologi yang baru-baru ini dipelajari di Kabupaten Banyumas. Menurut Ema, teknologi yang disebut Gibrik Mini memungkinkan untuk diterapkan di Kota Bandung.
Untuk hal-hal lain, seperti harga mesin yang digunakan, Ema mengatakan harganya tidak terlalu mahal. Sehingga masih memungkinkan untuk pengadaan mesin di beberapa TPS di Kota Bandung. Tapi ya memang tidak bisa banyak-banyak juga,” tambahnya.
“Kan satu unit mesin harganya hanya Rp120 juta, jadi kita masih sanggup lah ya. Untuk teknologi yang digunakan di Kabupaten Banyumas ini juga relatif ramah lingkunga karena tidak menghasilkan polusi yang mengganggu. Karena mesin yang digunakan sudah tersertifikasi,” jelasnya
“Sebenarnya, teknologi seperti ini sudah digunakan di Kota Bandung, yaitu di Tegalega, Holis dan Ciwastra. Di sana juga kan aman dari polusi udara. Tapi di kita kadang suka terlalu banyak kekhawatiran,” tambahnya.
10 Mesin Gibrik Mini Akan Diimplementasikan di Kota Bandung
Sementara itu, Sepulang lawatan ke Kabupaten Banyumas, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung Dudy Prayudi mengaku bakal mengimplementasikan Mesin Gibrik mini di 10 TPS di Kota Bandung. Di antaranya TPS Tegalega, Babakan Siliwangi, Suci dan beberapa TPS lainnya.
“Dilihat dari ketersediaan lahan, minimal 1.200 meter persegi. Dari 135 TPS ada sekitar 10 TPS yang bisa di tempatkan. Ada yang bisa 1 line, ada yang bisa setengahnya. Istilahnya ada yang paket komplit dan ada yang paket minimalis,” tutur Duddy.
“Kita akan coba menghitung berapa inventasi untuk menempatkan mesin. Kita juga coba hitung keuntungan pengelolaan sampahnya sehingga jadi pertimbangan pimpinan,” paparnya. (put)