PASBANDUNG

Faperta Unpad Sukses Dorong Produk Gapoktan Masuk Pasar Ekspor

ADVERTISEMENT

Bandung, WWW.PASJABAR.COM – Tim peneliti Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran berhasil meningkatkan nilai tambah para petani di Desa Cikidang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat

Produk hortikultura yang dikelola Gapoktan Lembang Agri tersebut berhasil menembus pasar ekspor.

Tim peneliti yang diketuai Prof. Dr. Tomy Perdana, S.P., M.M., tersebut telah melakukan pendampingan terhadap Gapoktan Lembang Agri sejak 2008.

Ide awal pendampingan tersebut adalah bagaimana agar produk pertanian tersebut bisa masuk pasar ekspor.

Ketua Program Studi Sarjana Agribisnis Faperta Unpad Dr. Eddy Renald, S.P., M.E., yang juga anggota tim peneliti menjelaskan, ada tiga kriteria utama produk komoditas lokal bisa masuk pasar ekspor.

Tiga kriteria tersebut meliputi kualitas, kuantitas, dan kontinuitas.

Kriteria terakhir kerap menjadi penyebab produk pertanian lokal sulit menembus pasar ekspor.

“Kita seringnya hari ini panen, lalu minggu depan tidak produksi lagi,” ujar Eddy.

Untuk itu, tim kemudian berfokus meningkatkan kontinuitas produk melalui implementasi riset tentang rantai pasok pangan.

Dengan beranggotakan 10 petani saat itu, tim membangun sistem produksi yang berkelanjutan guna memenuhi pasar ekspor.

Salah satu yang dilakukan adalah mengatur strategi agar lahan tetap produktif panen secara kontinu.

Diakui Eddy, para petani telah memiliki pengetahuan dan pengalaman mumpuni dalam menanam.

Salah satu yang menjadi kelemahan adalah ketidaksiapan dalam memenuhi permintaan pasar khusus.

Ini mendorong tim merasa perlu untuk melakukan pendampingan proses produksi berkelanjutan.

“Kalau petani konvensional, dia tanam di lahan satu hektar, seluruhnya ditanam. Sementara kita ekspor mesti per minggu. Karena itu, kita atur agar bagaimana lahan satu hektar itu bisa memenuhi kebutuhan ekspor mingguan. Dengan demikian, otomatis kualitas dan kuantitas kita jaga juga,” jelasnya.

Tak Lagi “Berjudi”

Tim peneliti Faperta Unpad juga tidak ingin petani “berjudi” dengan produk komoditasnya.

Artinya, petani menanam secara serentak tetapi tidak ada pasar yang mau membeli.

Hal ini berdampak pada fluktuasi harga dan ketidakpastian pasar untuk menerima produk pertanian.

Selama lebih dari 10 tahun, tim peneliti tidak hanya melakukan pendampingan produksi.

Penguatan mitra juga diperlukan, salah satunya menjalin kerja sama dengan para eksportir dan mencari peluang pasar.

Pendampingan yang dilakukan tim peneliti Faperta Unpad berbuah manis.

Saat ini, produk komoditas Gapoktan Lembang Agri telah berhasil menembus pasar ekspor ke Singapura berkat kemitraan dengan eksportir.

Selain itu, produk tersebut juga telah masuk ke pasar restoran, ritel modern, dan pemasok ke sejumlah supermarket.

Setiap lahan, kata Eddy, telah memiliki kontrak penjualannya masing-masing.

Dengan demikian, Gapoktan Lembang Agri tidak lagi sebagai sentra produksi pertanian, tetapi meningkat menjadi basis produksi pertanian.

Jumlah anggota petani yang bergabung pun saat ini telah mencapai lebih dari 200 orang.

“Kalau basis itu sudah by contract. Beda dengan sentra di mana ada ketidakpastian harga dan penjualan. Dengan demikian, petani sudah tidak lagi ‘berjudi’,” seloroh Eddy.

Ubah Pola Pikir dan Perkuat Kemitraan

Eddy menegaskan, kunci untuk meningkatkan nilai tambah petani adalah mengubah pola pikir.

Bertani tidak lagi soal menanam dan memproduksi komoditas unggulan, tetapi bagaimana produk tersebut bisa diproduksi berlanjut hingga mampu menembus pasar lebih luas.

Di sisi lain, kemitraan juga terus diperkuat.

Saat ini, Gapoktan Lembang Agri banyak menjalin kerja sama dengan gapoktan lainnya yang menjadi binaan Faperta Unpad.

Melalui fasilitasi Faperta Unpad, gapoktan tersebut juga menjalin banyak kemitraan dengan lembaga dan industri.

Salah satu industri yang potensial untuk dikolaborasikan adalah dengan Ajinomoto Indonesia.

Eddy mengatakan, kolaborasi ke depan bisa dilakukan dengan melakukan riset bersama hingga program CSR bersama.

Apalagi, Ajinomoto Indonesia dinilai memiliki visi yang sama dengan apa yang dilakukan Faperta Unpad, yaitu menciptakan pertanian berkelanjutan dan memanfaatkan limbah produk pertanian.

Perwakilan Ajinomoto Indonesia Grant Senjaya mengatakan, pihaknya berkomitmen dalam mendukung peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia.

Karena itu, kerja sama dengan Faperta Unpad dan Gapoktan Lembang Agri menjadi upaya strategis.

“Kami harapkan ini bisa menjadi langkah awal dalam melakukan kegiatan bersama sehingga akan diperoleh banyak manfaat yang bisa dirasakan bersama,” kata Grant. (*)

Nissa Ratna

Recent Posts

Harga Pangan Naik: Cabai Rawit Merah Sentuh Rp46.000 per Kg

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Harga beberapa komoditas pangan mengalami kenaikan pada Jumat (20/9/2024) pagi. Dilansir dari…

1 jam ago

Dedi Mulyadi Tekankan Pentingnya Keadilan dalam Dialog Kebhinekaan di Bandung

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Bakal calon Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menghadiri acara Dialog Kebhinekaan di…

3 jam ago

RSUD dan Dinsos Bandung Gelar Khitanan Massal untuk 60 Anak

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bandung bersama dengan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)…

3 jam ago

Keseimbangan Hubungan Antarmanusia

Oleh: Prof. Dr. H. Ali Anwar, M.Si (Ketua Bidang Agama Paguyuban Pasundan) BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Ajaran…

7 jam ago

WJIS 2024, Jawa Barat Alami Pertumbuhan Ekonomi 4,95 Persen

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- West Java Investment Summit 2024 yang sudah berjalan ke enam kalinya mencatatkan…

13 jam ago

Pelajaran untuk Persib Usai Dipermalukan Port FC

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Persib Bandung menelan pil pahit. Melawan Port FC dalam laga perdana Grup F AFC…

15 jam ago