BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– Di balik sapaan hangatnya, Malia Nur Alifa, yang akrab dipanggil Iva di lingkungan rumah, menjadi tokoh inspiratif dengan kecintaannya pada sejarah, terutama sejarah Lembang.
Dilahirkan pada 8 Februari 1986, di kawasan bersejarah Braga, tepatnya di Kampung Apandi, Malia tumbuh besar bersama kakeknya yang dengan penuh semangat membagikan kisah masa lalu kota Bandung setiap harinya.
“Sejak kecil, saya sudah sangat menyukai sejarah. Mungkin karena besar di kampung tua ini, di samping kakek yang selalu menceritakan kisah-kisah menarik tentang kota Bandung,” ungkap Malia kepada PASJABAR, Rabu (3/1/2024).
Dari cerita sejarah tersebut, Malia belajar tentang keberhasilan orang-orang pada masa lalu yang memulai segalanya dari nol. Hal ini menginspirasinya, dan menjadi moto hidupnya bahwa dalam saat-saat kurang semangat, ingatlah niat awal kita untuk berlari.
“Harapan dan cita-cita saya adalah bahwa kecintaan saya akan sejarah ini dapat dirasakan juga oleh banyak orang. Menularkan kecintaan sejarah agar catatan masa lalu tersimpan rapih dalam saku ingatan. Agar sebuah tempat tidak kehilangan jati dirinya,” tambahnya.
Melalui semangat dan dedikasinya, Malia kini aktif membukukan hasil risetnya tentang sejarah kawasan Lembang selama 12 tahun. Dua buku telah berhasil dia rilis, yaitu “Satu Dekade” dan “9 Kisah Wanita Pribumi Lembang di Masa Lalu.”
Dia berharap karya-karyanya dapat terus menggugah kecintaan masyarakat terhadap sejarah Lembang.
“Saya ingin agar kawasan atau tempat itu terjaga kelestariannya. Dengan mengenal sejarah, orang akan lebih mencintai tempat tersebut dan otomatis akan menjaga,” tuturnya.
Malia juga menyampaikan keprihatinan atas minimnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan dan cagar budaya.
Dia mengajak semua pembaca untuk belajar sejarah, melihatnya sebagai pelajaran hidup. Dari kesalahan tokoh masa lalu, kita dapat belajar untuk lebih hati-hati dalam menjalani hidup, dan dari semangat luar biasa tokoh-tokoh lama, kita dapat memetik inspirasi dalam menggapai mimpi.
“Tokoh idola dalam hidup saya adalah wanita-wanita suku Kalang, leluhur saya, yang telah menjadi wanita-wanita independen dan luar biasa dalam mencapai cita-cita mereka,” tambahnya.
Dengan semangat dan harapan, Malia Nur Alifa berpesan agar kita semua belajar dari masa lalu dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih bijaksana. (tiwi)