BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Bus klakson telolet dilarang di Kota Bandung. Jika kedapatan ada klakson telolet di bus, maka akan dicopot oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung.
“Karena pemasangan klakson telolet ini sangat mengganggu. Maka ketika kami mengadakan pengecekan bus, dan ditemukan ada bus yang terpasang klakson telolet akan kami copot,” ujar Plt Kepala Dishub Kota Bandung, Asep Koswara.
Bahaya yang ditimbulkan, lanjut Asep, bisa mengganggu sistem pengereman bus. Di mana ini akan sangat membahayakan bagi penumpang.
“Jadi sistem pengereman akan terpengaruh jika ada penumpang, apalagi penumpangnya penuh. Jika ditambah dengan pemasangan klakson telolet, maka akan lebih teraganggu lagi,” tegasnya.
Sayangnya, masih sedikit pihak yang menyadari hal ini. Sehingga, meskipun sudah dicopot oleh petugas, tetapi masih ada saja oknum sopir yang menempel klakson favorit anak-anak ini.
Di sisi lain, klakson ini banyak ditunggu anak-anak di pinggir jalan. Ini akan menimbulkan bahaya juga. Untuk itu, Asep mengingatkan kepada ibu-ibu untuk melarang anaknya mengejar-ngejar bus dan menunggu bus dipinggir jalan untuk meminta sopir menghidupkan klakson telolet.
“Kalau jaman dulu, anak-anak berlari-lari mengejar layangan. Sekarang anak-anak banyak lari-lari untuk mengejar bus telolet dan itu lebih berbahaya,” jelasnya.
Ramp Check Bus
Selain dicek pemasangan klakson ini, menjelang musim mudik lebaran, setiap bus yang ada di terminal akan melalui ramp check. Di mana unit mesin mobil, surat-surat dan sopir bus yang bersangkutan juga dicek.
“Jika ada sedikit saja yang tidak lolos uji, maka akan kami minta untuk memperbaiki, atau memenuhi surat-surat agar laik jalan,” tambahnya.
Misalnya, jika surat-surat kendaraan yang menyatakan kendaraan tersebut sudah kedaluaarsa, maka akan diminta untuk memperbaharui surat tersebut. Yang artinya, mesin dan bus akan dicek kembali.
Demikian juga dengan supir bus akan melewati serangkaian pengecekan untuk menyatakan bahwa yang bersangkutan sehat, dan tidak di bawah pengaruh obat terlarang dan minuman beralkohol.
“Karenanya, kami bekerjasama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung yang ada di setiap pos penjagaan, untuk melakukan serangakaian pengecekan dan melayani pemudik jika membutuhkan pelayanan kesehatan,” tuturnya.
Untuk bus sendiri, tentu akan mendapatkan pengecekan secara berkala di terminal tujuan, bahkan di beberapa terminal yang disinggahi.
“Ketika di perjalanan, bukan tidak mungkin akan ada penurunan kondisi bus. Jadi bus yang sudah dicek di Kota Bandung tetap akan dicek di terminal selanjutnya. Hal ini dilakukan untuk menjaga keselamatan semua penumpang bus,” papar Asep. (put)