BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Sistem Keamanan Keliling (Siskamling) yang diberlakukan di Kota Bandung bukan hanya untuk menjaga keamanan. Namun lebih untuk menumbuhkan rasa kebersamaan antar warga.
“Seperti kita tahu, sekarang ini di perkotaan sudah luntur kebersamaan warga,” ujar Lurah Babakan Ciamis, Kecamatan Sumur Bandung, Dudy Firmansyah, Kamis (18/4/2024).
Karenanya, Dudy mengatakan, di wilayahnya jarang warga yang menjalankan siskamling. Rata-rata diserahkan ke petugas Linmas. Yang menjadi masalah, jumlah petugas Linmas di setiap RW hanya empat orang, bahkan ada yang kurang. Sementara tugas mereka cukup banyak.
“Selain menjalankan Siskamling, anggota Linmas juga harus monitoring ligkungan dan berkoordinasi dengan Linmas Kelurahan,” jelasnya.
Di Kelurahan Babakan Ciamis sendiri, lanjut Dudi, ada delapan RW dan hanya empat RW yang menjalankannya. Sisanya, ada yang berkoordinasi dengan security toko seperti di kawasan Jl. Purawarman, ada juga yang memang di kawasan militer jadi tidak memerlukan Siskamlig.
“Siapa juga yang mau berulah di kawasan militer seperti di Jalan Sumatra,” kelekar Dudy.
Namun, untuk di wilayah lain, sistem Siskamling berjalan dan bisa mengatasi beberapa kejadian tindak kejahatan.
“Bahkan ada di satu RW, dimana sebelumnya tidak ada Siskamling karena ada masalah internal. Namun, ketika ada kejadian pencurian, Siskamling itu kembali diberlakukan,” tuturnya.
Dikarenakan harus menjaga keamanan, para anggota Limnas sering mendapat pelatihan mulai dari Babinkambibnas hingga Kasi Keamanan dan ketertiban dari pihak kecamatan. Bentuk pelatihan yang diajarkan diantaranya senam tongkat dan senam borgol.
“Senam tongkat ini, selain untuk kesehatan juga diajarkan bela diri,” pungkasnya. (put)