PASBANDUNG

Kota Bandung jadi Contoh Pengelolaan Sampah di Wilayah Jabar

ADVERTISEMENT

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM—  Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin, menetapkan untuk menjadikan Kota Bandung sebagai contoh pengelolaan sampah di provinsi tersebut.

“Kami ingin penanganan sampah menjadi prioritas utama yang segera diselesaikan. Beberapa fasilitas pengolahan sampah akan ditingkatkan dengan teknologi inovatif dan jumlahnya akan ditambah,” kata Bey dalam pernyataannya di Bandung pada Selasa (14/5/2024) dilansir dari Antara News.

Diketahui bahwa Kota Bandung merupakan daerah dengan produksi sampah terbesar di Jawa Barat. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung tahun 2023, produksi sampah di Kota Bandung mencapai 1.594,18 ton per hari pada tahun 2022, dengan sampah makanan sebagai penyumbang terbesar.

Di Bandung, terdapat Tempat Pengolahan Sampah Recycle, Reduce, Reuse (TPS3R) di Jalan Ence Azis Gardujati, yang mengembangkan proses pengolahan sampah dari Gibrik (alat pemisah sampah organik dan anorganik) hingga dapat menjadi keripik sampah atau Refuse Derived Fuel (RDF).

“Kami ingin mengembangkan Gibrik hingga RDF. Kami akan melakukan peningkatan dan melihat dampaknya secara visual. Selain itu, telah dibahas perda yang menghukum pembuang sampah sembarangan agar tidak ada lagi yang membuang sampah sembarangan,” ujar Bey.

Penambahan fasilitas pengolahan sampah di beberapa lokasi menjadi upaya yang sedang dilakukan oleh Pemprov Jabar dengan nilai investasi yang bisa mencapai Rp 12 miliar.

“Intinya, kami ingin sampah tuntas di tahun ini, minimal di Kota Bandung, dan menjadi percontohan bagi kota lainnya,” ujar Bey.

Saat ini, setiap kecamatan maksimal bisa menampung dan mengolah enam ton sampah per hari, yang diharapkan bisa naik hingga 10 ton. Masyarakat juga diimbau untuk turut serta dalam mengatasi masalah sampah dengan cara memilah.

Terkait lokasi pengolahan sampah yang akan ditingkatkan, Bey menyebutkan diantaranya di Jalan Indramayu Antapani, Babakan Siliwangi, dan Batununggal.

Ketua Satgas Pengelolaan Sampah Terpadu Bandung Raya, Dedi Taufik, menambahkan bahwa dua mesin gibrik dan RDF yang sudah beroperasi di Bandung, seperti di Babakan Siliwangi, akan ditingkatkan kapasitas pemrosesannya.

“Akan ditambah menjadi tiga mesin untuk mengakomodir beberapa wilayah yaitu Cibeunying, Tamansari, Coblong, dan Setiabudi,” ucap Dedi.

Selain itu, mesin yang beroperasi di TPS3R Ence Azis Gardujati Kota Bandung akan ditingkatkan kapasitasnya untuk mengurangi beban pembuangan ke TPA Sarimukti.

Di Jalan Indramayu, pihaknya akan memasang satu jalur pengolahan sampah, dan di Batununggal juga akan dipasang satu jalur untuk kapasitas 10 ton.

“Sumber sampah terbesar adalah Kota Bandung, sekarang naik menjadi 1.800 ton per hari. Jadi perlu pengolahan sampah yang baik, selain setengahnya dibuang ke Sarimukti, sisanya harus diolah di hulu, salah satunya dengan mesin RDF ini,” ujar Dedi.

Targetnya, tambah Dedi, Agustus sudah bisa beroperasi karena ada beberapa tempat yang perlu direnovasi terlebih dahulu.

“Lahan sudah siap di tempat ini. Kami berharap selesai di Agustus bisa menerima pengolahan sampah melalui RDF ini,” ucapnya.

Teknologi RDF di Kota Bandung

Diketahui, teknologi pengolahan sampah menjadi RDF telah diujicobakan di beberapa Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) di Kota Bandung, seperti Babakan Siliwangi, Jalan Indramayu, Ence Azis, dan Batununggal.

RDF adalah hasil pengolahan sampah yang melibatkan proses pengeringan untuk mengurangi kadar airnya menjadi kurang dari 25 persen. Kemudian sampah dicacah menjadi ukuran 2-10 cm untuk meningkatkan nilai kalor. Hasilnya adalah serbuk-serbuk atau potongan-potongan seragam yang siap digunakan sebagai bahan bakar.

Penjabat (Pj) Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono, menyampaikan bahwa penggunaan teknologi tersebut telah mengurangi ritasi sampah ke TPS Sarimukti.

“Dengan adanya teknologi RDF ini, ritasi sampah Kota Bandung ke TPS Sari Mukti berkurang,” ujarnya.

Saat ini, Kota Bandung memiliki total 27 TPS yang tersebar di berbagai wilayah, menunjukkan komitmen dalam meningkatkan infrastruktur pengelolaan sampah.

RDF yang dihasilkan dari teknologi ini dapat digunakan sebagai alternatif pengganti bahan bakar fosil dalam berbagai industri. Selain mengurangi dampak lingkungan dari sampah, penerapan RDF juga membantu memanfaatkan sumber daya secara efisien. (han)

Hanna Hanifah

Recent Posts

Harga Pangan Naik: Cabai Rawit Merah Sentuh Rp46.000 per Kg

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Harga beberapa komoditas pangan mengalami kenaikan pada Jumat (20/9/2024) pagi. Dilansir dari…

47 menit ago

Dedi Mulyadi Tekankan Pentingnya Keadilan dalam Dialog Kebhinekaan di Bandung

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Bakal calon Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menghadiri acara Dialog Kebhinekaan di…

3 jam ago

RSUD dan Dinsos Bandung Gelar Khitanan Massal untuk 60 Anak

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bandung bersama dengan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)…

3 jam ago

Keseimbangan Hubungan Antarmanusia

Oleh: Prof. Dr. H. Ali Anwar, M.Si (Ketua Bidang Agama Paguyuban Pasundan) BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Ajaran…

6 jam ago

WJIS 2024, Jawa Barat Alami Pertumbuhan Ekonomi 4,95 Persen

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- West Java Investment Summit 2024 yang sudah berjalan ke enam kalinya mencatatkan…

13 jam ago

Pelajaran untuk Persib Usai Dipermalukan Port FC

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Persib Bandung menelan pil pahit. Melawan Port FC dalam laga perdana Grup F AFC…

14 jam ago