BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Hari Lingkungan Hidup Sedunia, diperingati setiap 5 Juni, tahun ini mengangkat tema “Our Land, Our Future, We Are #GenerationRestoration,” yakni untuk menekankan pentingnya memulihkan lahan, melawan penggurunan, dan meningkatkan ketahanan terhadap kekeringan.
Perserikatan Bangsa-Bangsa menetapkan UN Decade Ecosystem Restoration 2021-2030, dengan target pemulihan 350 juta hektar ekosistem, berpotensi menghasilkan US$9 triliun dan mengurangi hingga 26 gigaton gas rumah kaca.
Di Indonesia, pemulihan ekosistem bisa mengurangi emisi hingga 52,92 juta ton karbon ekuivalen. Salah satu aksi adalah penanaman pohon di 18 provinsi dengan target 3.000 bibit, termasuk mangrove, jambu, alpukat, durian, nangka, dan mangga.
Penanaman simbolis di Sungai Ciliwung dilakukan pada Kamis (13/6/2024), dengan bibit loa, jambu air, mangga, dan kopi.
Dalam sambutannya, Kepala Bidang Kehutanan Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta, Dirja Kusumah, yang diwakili oleh Ketua Subkelompok Konservasi Sumber Daya Hutan dan Daerah Aliran Sungai Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta, Arie Fajar Septa, menyatakan bahwa pemulihan ekosistem, khususnya di bantaran Sungai Ciliwung, merupakan tanggung jawab bersama.
Tidak hanya pemerintah, tetapi juga Lembaga Swadaya Masyarakat dan masyarakat perlu berpartisipasi aktif dalam upaya tersebut.
“Dengan adanya pemulihan hutan, maka ekosistem hutan dapat berkontribusi untuk upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim serta melestarikan keanekaragaman hayati Jakarta,” ujar Arie.
Manajer Program & Fundraising Belantara Foundation, Diny Hartiningtias, yang juga merupakan salah satu narasumber talk show, mengatakan bahwa pengarusutamaan tentang restorasi ekosistem kepada masyarakat, khususnya generasi muda, sangat penting untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman akan pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan.
“Kami bersama para pihak akan terus mengajak masyarakat khususnya generasi muda untuk berpartisipasi aktif dalam aksi restorasi ekosistem. Harapannya, melalui gerakan ini, kita dapat mendukung target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/ Sustainable Development Goals,” ujar Diny.
General Manager Respon & Advokasi Dompet Dhuafa, Arif Rahmadi Haryono, menambahkan bahwa kegiatan ini bertujuan selain memperkuat kesadaran tentang peran generasi muda dalam pelestarian lingkungan, juga mendorong keterlibatan aktif pemuda dalam aksi nyata.
“Dengan membangun jaringan dan kemitraan antar organisasi pemuda, organisasi lingkungan serta pemangku kepentingan lainnya, kami percaya generasi muda memiliki potensi yang besar untuk menjadi agen perubahan dalam mewujudkan kondisi bumi yang lebih baik di masa mendatang,” kata Arif.
Di tempat terpisah, Direktur Eksekutif Perhimpunan Filantropi Indonesia, Gusman Yahya, berharap kolaborasi restorasi ekosistem ini dapat menginspirasi lebih banyak pihak untuk bergabung dalam upaya pelestarian lingkungan.
“Melalui kerja sama yang sinergis, kita dapat mewujudkan lingkungan yang lebih lestari dan sehat, menciptakan dunia yang lebih baik bagi semua. Kolaborasi ini menekankan pentingnya kolaborasi, ko-kreasi, dan komitmen bersama, yang sejalan dengan visi Perhimpunan Filantropi Indonesia untuk menciptakan dampak positif yang berkelanjutan,” tandas Gusman.
Acara ini dihadiri oleh berbagai perwakilan pemerintah, organisasi filantropi, komunitas lingkungan, dan masyarakat umum, serta diiringi talk show bertema “Peran Generasi Muda dalam Pelestarian Alam”.
Kegiatan ini menekankan kolaborasi untuk pemulihan ekosistem dan melibatkan generasi muda dalam pelestarian lingkungan.
Harapannya, aksi ini mendukung target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Rangkaian kegiatan berlangsung dari 28 Mei hingga 13 Juni 2024, termasuk kampanye digital dan penanaman pohon serentak di 18 provinsi. (*jbe)