BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Kegiatan edukasi tatap muka Edukasi Manfaat dan Guna Terapi Pencegahan Tuberkulosis (Temu TPT) yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Bandung bekerja sama dengan USAID Prevent TB kini telah memasuki titik keenam di Puskesmas Kopo pada Kamis (11/7/2024).
Program ini mendapatkan respons positif dari masyarakat.
Linda, seorang warga Kelurahan Situsaeur, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Pemkot Bandung dan USAID Prevent TB atas edukasi yang diberikan.
Dia juga menjalani tes mantoux untuk mengecek keberadaan tuberkulosis dalam tubuhnya.
“Ini bermanfaat banget. Adik saya kena TB Perut, saya jadi ingin tahu penyebabnya dan cara pencegahannya,” ujarnya dilansir dari situs resmi Pemkot Bandung.
Fauzan, warga lain dari Kelurahan Situsaeur, juga menyampaikan bahwa ia memperoleh banyak informasi mengenai pencegahan tuberkulosis, terutama terkait gaya hidup yang perlu diterapkan sejak dini.
“Kami diedukasi. Tadi dapet suntik mantoux. Masyarakat jadi lebih tahu tentang tuberkulosis,” katanya.
Sebelumnya, kegiatan ini juga telah digelar di enam Puskesmas Intervensi lainnya di Kota Bandung, yaitu Puskesmas Sukahaji, Puskesmas Babakan Tarogong, Puskesmas Cibaduyut Wetan, Puskesmas Cibaduyut Kidul, dan Puskesmas Cijerah.
Dzikri Muhammad Hermaja, District Officer For Advocacy And Partnership USAID Prevent TB Wilayah Kota Bandung, menjelaskan bahwa tujuan utama dari Edukasi Temu TPT adalah mengedukasi masyarakat, terutama mereka yang berisiko terkena tuberkulosis, agar dapat mencegah penularan penyakit ini dengan obat.
“Ketika Temu TPT kita beri edukasi, tes mantoux, kalau hasilnya positif, kami beri obat. Kalau hasilnya negatif, kami beri edukasi. Target kami kontak serumah atau keluarga dari penderita TB dapat teredukasi dan potensi penularannya dapat dicegah,” jelasnya.
Agung, Ketua Tim Kerja Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan Kota Bandung, menambahkan bahwa angka kasus tuberkulosis di Kota Bandung mencapai 11.000 pada tahun 2023.
Oleh karena itu, Pemkot Bandung terus melakukan intervensi untuk menekan angka tersebut.
“Dengan masyarakat mengakses TPT, maka akan mencegah TBC selama 5-7 tahun. Sehingga angka Orang Dengan TBC (ODTBC) akan turun, sampai akhirnya terwujud Kota Bandung yang bebas TBC,” tuturnya.
Agung juga menekankan pentingnya sosialisasi agar masyarakat lebih memahami tentang tuberkulosis dan langkah pencegahan yang perlu diambil ketika ada anggota keluarga yang terkena TBC.
Program Temu TPT ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang tuberkulosis serta mendorong tindakan pencegahan yang efektif untuk mengurangi penyebaran penyakit ini di Kota Bandung. (han)