BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin, mengungkapkan bahwa penanganan korban gempa berkekuatan 5 magnitudo di Kabupaten Bandung dan Garut masih memerlukan evaluasi lebih lanjut, khususnya dalam hal pencegahan korban jiwa dan persiapan menghadapi bencana lainnya.
Ia menyatakan, salah satu fokus perhatian pemerintah adalah sosialisasi mengenai cara menghadapi bencana serta penyediaan peralatan darurat yang memadai.
Bey mencontohkan kisah seorang siswa di Kabupaten Bandung yang selamat tanpa luka karena mengikuti prosedur perlindungan diri dengan bersembunyi di bawah meja saat gempa terjadi, berbeda dengan teman-temannya yang berlarian panik sehingga mengalami cedera.
“Ketika siswa itu ditanya tahu dari mana caranya, dia jawab dari YouTube. Ini seharusnya tanggung jawab kami, karenanya sosialisasi akan lebih gencar lagi,” ujar Bey saat ditemui di Gedung Sate Bandung, Jumat (20/9/2024) dilansir dari Antara.
Selain sosialisasi, Bey menekankan pentingnya persiapan darurat pascabencana. Ia menyoroti kebutuhan tenda darurat yang harus tersedia di setiap kecamatan, mengingat daerah-daerah di Jawa Barat rawan gempa.
Persiapan ini harus dilakukan lebih awal agar bisa langsung membantu para korban tanpa harus menunggu.
Mengenai perbaikan kerusakan akibat gempa pada 18 September 2024, Pemprov Jawa Barat saat ini sedang melakukan asesmen, bekerja sama dengan BNPB.
Sesuai regulasi, bantuan akan diberikan kepada warga yang rumahnya mengalami kerusakan dengan kategori ringan sebesar Rp15 juta, kerusakan sedang Rp30 juta, dan kerusakan berat Rp60 juta.
Selain itu, masyarakat yang rumahnya rusak juga akan menerima kompensasi biaya sewa tempat tinggal sebesar Rp500 ribu per bulan selama enam bulan.
Selama masa tanggap darurat, Pemprov Jawa Barat melalui BPBD dan Dinas Sosial telah menyalurkan bantuan berupa tenda, toilet portable, serta makanan untuk memastikan korban tidak terlantar. (han)