BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Mantan Perdana Menteri Inggris, Sir John Major, memperingatkan bahwa demokrasi berada dalam ancaman seiring dengan mundurnya peran kepemimpinan global Amerika Serikat.
Dalam wawancara dengan BBC Radio 4’s The World This Weekend, Major menyatakan bahwa sikap isolasionisme di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump menciptakan kekosongan kekuasaan yang menguntungkan Rusia dan China.
Major menyoroti bahwa kemajuan yang dicapai sejak runtuhnya Uni Soviet kini mengalami kemunduran.
Ia memprediksi bahwa Rusia akan terus melakukan invasi ke negara-negara lain di luar Ukraina.
“Jika mereka berhasil dengan petualangan mereka di Ukraina, tidak diragukan lagi mereka akan ke tempat lain dalam waktu dekat,” ujarnya.
Mantan perdana menteri itu juga mengkritik pernyataan Wakil Presiden AS, JD Vance, mengenai catatan kebebasan berbicara di Eropa.
Menurut Major, kritik tersebut seharusnya ditujukan kepada Rusia atau China.
“Di Rusia pimpinan Putin, orang-orang yang tidak setuju dengannya menghilang, mati, melarikan diri, atau—dalam kasus yang sangat tidak biasa secara statistik—jatuh dari jendela tinggi di suatu tempat di Moskow,” sindir Major.
Ia memperingatkan adanya peningkatan “nasionalisme buruk” dari kelompok “kanan intoleran” dan menyebut situasi saat ini sebagai “masa yang sangat tidak stabil.”
Terkait ketidakstabilan global, Major menyarankan perlunya peningkatan anggaran pertahanan. Ia menegaskan, “kita harus secara material meningkatkan tingkat pengeluaran pertahanan.”
Menanggapi hal ini, Menteri Bisnis Inggris, Jonathan Reynolds, mengatakan dalam program Sunday with Laura Kuenssberg bahwa Inggris berkomitmen. Untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan dari 2,3 persen menjadi 2,5 persen dari PDB, meski belum ada kepastian waktu pelaksanaannya.
Sir John Major sebelumnya telah menyerukan agar Presiden Rusia, Vladimir Putin, diadili atas kejahatan perang. Bersama mantan Perdana Menteri Gordon Brown, tak lama setelah invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022. (han)