Bandung, www.pasjabar.com — Menjelang Hari Raya Idulfitri, tren pinjaman online (pinjol) kembali mengalami peningkatan.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat mencatat bahwa banyak masyarakat yang memilih layanan keuangan daring ini untuk memenuhi kebutuhan Lebaran.
Namun, di tengah tren ini, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengingatkan warganya agar tidak bersikap konsumtif dan lebih bijak dalam berbelanja.
Pemerintah daerah mengakui sulit untuk melarang masyarakat menggunakan layanan pinjaman online, tetapi mereka menekankan pentingnya kesadaran finansial.
Meminjam uang demi memenuhi gaya hidup mewah saat Lebaran hanya akan menimbulkan masalah ekonomi di kemudian hari.
Dedi Mulyadi: Konsumerisme Bisa Menjebak
Gubernur Dedi Mulyadi mengkritisi kebiasaan konsumtif masyarakat yang menganggap barang-barang mewah sebagai simbol kebahagiaan. Menurutnya, orang yang terlalu bergantung pada pinjaman online sering kali terjebak dalam pola konsumsi berlebihan yang tidak sehat.
Dedi bahkan menyindir bahwa pelanggan pinjol adalah orang-orang yang sulit dipercaya dalam mengelola keuangan mereka.
Ia menegaskan bahwa lebih baik merayakan Lebaran dengan sederhana dan penuh kebersamaan daripada memaksakan diri untuk berutang demi penampilan semata.
Pinjol dan Judol Berkaitan, OJK Bertindak
Tak hanya pinjaman online, judi online (judol) juga menjadi sorotan. Kepala Eksekutif Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Edian Rae, mengungkapkan bahwa ada keterkaitan erat antara pinjol dan judi online.
OJK bahkan telah memblokir sekitar 10 ribu rekening yang terindikasi digunakan untuk transaksi ilegal terkait judi daring.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat kembali mengingatkan warganya agar tidak terjebak dalam gaya hidup konsumtif yang berujung pada masalah keuangan.
Masyarakat diimbau untuk lebih berhati-hati dalam mengelola keuangan mereka, terutama menjelang Lebaran, agar tidak terjerat dalam pinjaman online dan aktivitas perjudian yang merugikan.