# Reenactor Malang
MALANG, WWW.PASJABAR.COM — Suasana masa lalu tak pernah benar-benar hilang di Kota Malang. Di antara derap pembangunan dan hiruk-pikuk modernitas, ada sekelompok orang yang menjaga nyala sejarah tetap hidup.
Mereka adalah Komunitas Reenactor Malang, sebuah komunitas yang sejak 20 Mei 2006 setia menghidupkan kembali peristiwa-peristiwa perjuangan bangsa melalui aksi teatrikal dan visual yang memukau.
Bukan sekadar mengenakan seragam zaman kolonial atau memeragakan adegan pertempuran, mereka membawa pesan yang jauh lebih dalam: bahwa sejarah bukan sekadar cerita, tapi warisan yang perlu dijaga dan dimaknai ulang bersama.
“Kita ini bukan komunitas yang hanya berkostum, tapi belajar dari nilai-nilai sejarah dan membawa semangat itu ke kehidupan sekarang. Kami ingin generasi muda tahu bahwa perjuangan itu nyata, dan kita bisa belajar banyak dari masa lalu,” ujar Mohammad Fariz, Sekretaris Komunitas Reenactor Malang.
Selama hampir dua dekade, Reenactor Malang konsisten hadir dalam berbagai momen penting di kota ini. Mereka terlibat dalam peringatan peristiwa hingga merekonstruksi suasana kampung era kemerdekaan.
“Anggota aktif di museum itu sekitar 15 sampai 20 orang, tapi saat event besar kami bisa kumpulkan hingga 50 anggota. Semua gotong royong sesuai kebutuhan peristiwa yang direka ulang,” jelas Fariz.
Anggota komunitas berasal dari beragam usia dan latar belakang
Ada yang masih SMP, SMA, mahasiswa, hingga orang dewasa yang sudah bekerja. Namun satu hal yang menyatukan mereka adalah semangat belajar, kolaborasi, dan cinta terhadap sejarah bangsanya.
“Kita belajar dari sejarah supaya kejadian buruk tidak terulang. Tapi juga mengambil hal baik dari masa lalu untuk kehidupan yang lebih baik sekarang dan ke depan. Jangan sampai masuk lubang yang sama dua kali,” tambah Fariz.
Ia menyebut bahwa salah satu kunci komunitas ini tetap bertahan selama 19 tahun adalah nilai-nilai yang dihidupi bersama. Musyawarah, rasa hormat, dan solidaritas dijadikan landasan dalam setiap langkah.
“Kita biasakan berdiskusi kalau ada masalah. Kalau sudah satu suara, ya kita jalani bareng-bareng. Itu yang bikin komunitas ini bisa tetap ada sampai sekarang,” tuturnya.
Reenactor Malang bukan hanya komunitas. Ia adalah ruang belajar lintas generasi, tempat di mana masa lalu dibawa pulang, dikenang, dan dijadikan pelajaran. Di tangan mereka, sejarah bukan lagi kisah yang diam — tapi hidup, mengalir, dan terus menyala. (tiwi)












