BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Dosen Program Studi Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Pasundan (Unpas), Andry Mohammad Ramdan, S.AB., MBA., menilai bahwa era digitalisasi telah membuka peluang besar namun juga menghadirkan tantangan serius, terutama bagi pelaku usaha lama dan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Menurut Andry, pelaku bisnis konvensional tidak bisa lagi bergantung pada metode lama. Kompetisi pasar yang kini bergerak ke ranah digital menuntut mereka untuk segera bertransformasi jika tidak ingin tertinggal.
“Jika tidak segera melakukan transformasi digital, mereka berisiko tertinggal. Dari para kompetitor yang telah lebih dulu mendigitalisasi proses bisnisnya,” jelasnya, dilansir dari unpas.ac.id.
UMKM Dihadapkan pada Tantangan Kompleks
Khusus untuk pelaku UMKM, Andry menilai bahwa tantangan yang dihadapi jauh lebih kompleks. Tidak hanya berkaitan dengan keterbatasan modal. Tetapi juga menyangkut kesiapan sumber daya manusia dalam memahami dan menggunakan teknologi digital.
Beberapa kendala yang kerap ditemui di lapangan di antaranya kurangnya pengetahuan dan keterampilan digital, keterbatasan infrastruktur teknologi. Dan kekhawatiran terhadap isu keamanan data.
“Perubahan pola pikir juga menjadi tantangan utama. Tidak mudah mengubah kebiasaan konvensional ke pola kerja digital tanpa pendampingan yang tepat,” tambahnya.
Ia menilai bahwa peran pemerintah, akademisi, dan pelaku industri sangat dibutuhkan. Untuk memberikan edukasi, pelatihan, dan pendampingan bagi UMKM agar dapat naik kelas melalui pemanfaatan teknologi digital.
Mahasiswa Harus Adaptif terhadap Tren Digital
Sebagai akademisi, Andry juga menyoroti pentingnya kesiapan mahasiswa, khususnya di Program Studi Administrasi Bisnis. Untuk memahami dan menguasai berbagai tren dalam dunia bisnis digital.
Ia menyebutkan lima tren utama yang harus menjadi fokus pembelajaran mahasiswa agar siap menghadapi tantangan dunia kerja, yaitu:
- Pemasaran digital (digital marketing)
- E-commerce dan platform perdagangan digital
- Analisis data bisnis (business data analytics)
- Otomatisasi proses bisnis
- Manajemen hubungan pelanggan digital (digital CRM)
“Mahasiswa perlu dibekali kemampuan teknis dan strategis agar mampu bersaing di dunia kerja yang kini didominasi oleh digitalisasi,” ujarnya.
Kurikulum dan Praktikum Harus Relevan dengan Dunia Industri
Lebih lanjut, Andry mendorong agar perguruan tinggi melakukan pembaruan kurikulum yang mengintegrasikan materi berbasis digital.
Selain itu, metode pembelajaran juga harus dikembangkan melalui praktikum berbasis proyek nyata (project-based learning) dan kolaborasi dengan industri.
“Pengembangan soft skill dan hard skill digital, serta dorongan untuk memperoleh sertifikasi profesional juga menjadi kunci dalam menyiapkan lulusan yang siap menghadapi tantangan era digital,” tegasnya.
Kolaborasi Akademik dan Industri Jadi Solusi
Untuk menjawab tantangan tersebut, ia juga menilai pentingnya kerja sama antara kampus dan dunia industri.
Kolaborasi ini akan membuka ruang pembelajaran yang lebih aplikatif dan mempersiapkan mahasiswa tidak hanya sebagai pencari kerja. Tetapi juga pencipta peluang kerja.
Transformasi digital yang terjadi saat ini, menurutnya, bukan sekadar tren sementara, melainkan fondasi baru dalam berbisnis. Yang akan menentukan keberlangsungan dan daya saing suatu usaha di masa depan.
“Kita tidak bisa menolak digitalisasi, tapi kita bisa memilih untuk menjadi bagian dari perubahan itu dengan strategi yang tepat dan kesiapan yang matang,” tutup dosen Unpas ini. (han)












