BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM— Apa yang terbayang ketika mendengar kisah tentang gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII)? Sebuah sejarah kelam, penuh konflik bersenjata dan ideologi keras. Namun, lewat novel Nun Mati, penulis Tian Topandi mengajak pembaca menyelami sisi lain dari peristiwa tersebut: sisi batin manusia yang terhimpit di antara perang, rahasia, dan prasangka.
Tokoh utama dalam novel ini adalah Mim, tentara muda yang ditugaskan untuk menumpas gerakan DI/TII di daerah Ciamis. Tugasnya tidak mudah: perang saudara membuat batin dan pikirannya terusik.
Dalam situasi penuh tekanan, Mim justru menemukan sosok Nun, seorang janda yang dianggap setengah gila oleh warga desa. Suami Nun sendiri menjadi korban idealisme pembentukan Negara Islam oleh Kartosoewirjo.
Namun Mim merasa ada sesuatu yang janggal. Ia yakin Nun tidak benar-benar gila, melainkan menyimpan rahasia besar di balik semua kekacauan. Kecurigaannya semakin kuat ketika terjadi serangkaian penyerangan yang melibatkan pengkhianatan dari warga desa sendiri. Nun mungkin saja menjadi kunci untuk mengungkap siapa sebenarnya musuh dalam selimut dan bagaimana menghentikan jatuhnya korban lebih banyak.
Lewat kisah ini, Tian Topandi meramu sejarah, ketegangan, dan sisi psikologis manusia dalam satu narasi yang sarat makna. Nun Mati bukan sekadar cerita perang, tetapi juga cermin tentang luka, ketakutan, dan keberanian menghadapi kebenaran yang sering kali disembunyikan.
Novel ini akan dibahas dalam Kamisan Aksara #12, sebuah program rutin yang digagas Sindikasi Aksara untuk membuka ruang diskusi sastra dan ide. Edisi kali ini akan menghadirkan Tian Topandi (@tiantopandi) langsung sebagai narasumber, dengan Salma Nur Fauziyah (@argentumarc) bertindak sebagai host.
📌 Detail Acara
• Acara: Kamisan Aksara #12 – Bedah Buku Nun Mati
• Hari/Tanggal: Kamis, 11 September 2025
• Waktu: 18.30 – 19.30 WIB
• Platform: Live Instagram @sindikasi.aksara
Acara ini gratis dan terbuka untuk umum. Tidak hanya memberi ruang untuk memahami karya sastra, tetapi juga menjadi kesempatan untuk menyingkap sisi lain sejarah yang jarang terangkat.
Mari bergabung, dengarkan langsung kisah di balik penulisan Nun Mati, dan temukan bagaimana sejarah, sastra, dan kemanusiaan berpadu dalam sebuah narasi yang menggugah. (tiwi)










