BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– Apalah arti sebuah nama? Ternyata, sebuah nama bukan sekadar label, melainkan jejak sejarah dan budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi. Hal ini menjadi pokok bahasan utama dalam Diskusi Buku #88 yang digelar oleh komunitas Temu Sejarah Indonesia bekerja sama dengan Penerbit Pustaka Jaya, bertajuk “Toponimi: Asal-usul Nama Tempat di Jawa Barat.”
Buku setebal 298 halaman karya T. Bachtiar, ahli geografi dan toponimi, mengajak pembaca menelusuri kisah di balik nama-nama tempat di Jawa Barat—mulai dari Cekungan Bandung yang dulunya merupakan danau purba akibat letusan Gunung Sunda, hingga Cimaung yang berarti “tempat minum harimau”. Setiap nama, menurut Bachtiar, menyimpan kisah unik yang menggambarkan hubungan manusia dengan alam dan lingkungannya.
“Perubahan nama tempat secara sembarangan, apalagi diganti dengan istilah asing, bisa menghapus ingatan kolektif dan merusak identitas budaya,” ujar Bachtiar dalam salah satu penjelasannya di buku tersebut.
Diskusi yang akan digelar pada Kamis, 23 Oktober 2025, pukul 20.00–21.30 WIB melalui Zoom, ini juga menghadirkan Gan-Gan Jatnika, pemandu geowisata yang akan menyoroti keterkaitan antara toponimi dan potensi wisata alam Jawa Barat. Acara akan dimoderatori oleh Tiwi Kasavela, praktisi media sekaligus content creator sejarah.
Kegiatan ini gratis dan terbuka untuk umum. Peserta dapat mendaftar melalui WhatsApp di nomor 0895-3572-55688 dengan format: Daftar Diskusi Buku #88 – Nama – Domisili.
Melalui diskusi ini, Temu Sejarah berharap masyarakat tidak hanya tahu alamat tempat tinggalnya, tetapi juga memahami makna dan sejarah yang tersembunyi di balik setiap nama. (tiwi)











