WWW.PASJABAR.COM – Dokter spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), dr. Faisal Parlindungan, M.Ked (PD), Sp.PD, K-R, mengimbau masyarakat agar lebih waspada terhadap berbagai risiko kesehatan yang dapat muncul selama musim banjir.
Ia menekankan pentingnya menjaga kebersihan diri, lingkungan, serta meminimalkan kontak langsung dengan air banjir yang berpotensi terkontaminasi untuk mewaspadai risiko kesehatan.
“Saran utama adalah meminimalkan kontak langsung dengan air banjir sebisa mungkin. Jika tetap harus berada di genangan, gunakan sepatu atau bot tebal, sarung tangan, dan pakaian pelindung,” kata dr. Faisal Parlindungan, dilansir dari ANTARA, Selasa (4/11/2025).
Menurutnya, air banjir kemungkinan besar mengandung berbagai kuman dan bakteri penyebab penyakit, termasuk bakteri Leptospira yang dapat menimbulkan penyakit leptospirosis.
Penggunaan alas kaki dan pelindung tubuh tidak hanya membantu menghindari paparan bakteri, tetapi juga melindungi dari benda-benda tajam yang dapat menyebabkan luka dan infeksi seperti tetanus.
Jaga Kebersihan dan Konsumsi Makanan Higienis
Lebih lanjut, dr. Faisal menegaskan pentingnya menjaga kebersihan pribadi selama banjir berlangsung. Ia menyarankan masyarakat memastikan makanan dan minuman yang dikonsumsi benar-benar higienis untuk menghindari penyakit kulit, gangguan pencernaan, serta infeksi lainnya.
“Pastikan tidak meminum air yang tercemar, selalu memasak makanan sampai matang, dan cuci tangan secara rutin,” ujarnya.
Dokter yang juga tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) itu menambahkan, kondisi tempat tinggal maupun tempat pengungsian sebaiknya diupayakan agar tidak terlalu lembap karena dapat memicu munculnya masalah kesehatan, terutama bagi anak-anak dan lansia.
Dalam sepekan terakhir, curah hujan tinggi dan cuaca ekstrem telah memicu banjir di sejumlah daerah di Indonesia, termasuk Semarang dan Jakarta.
Menyikapi kondisi tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan masih akan terjadi hingga awal tahun 2026.
“Upaya pencegahan dan kesiapsiagaan masyarakat sangat penting agar dampak kesehatan akibat banjir bisa diminimalkan,” ujar dr. Faisal menegaskan. (han)


	    	








