BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Kadang, kita lupa bernapas. Bukan karena paru-paru lelah, tapi karena hidup berjalan terlalu cepat.
Dalam riuhnya notifikasi dan tenggat, jarang sekali kita berhenti untuk benar-benar melihat diri sendiri.
Dari kesadaran sederhana itulah Ruang Temu: Melihat Lebih Jernih 5.0 hadir, sebuah hari untuk menenangkan pikiran, melembutkan hati, dan merasakan kembali bahwa diri ini masih hidup.
Digelar pada Sabtu (8/11/2025) di HOWL, Library & Creative Space, Bandung, acara ini jadi semacam retreat mini di tengah kota.
Sejak pagi, para peserta, mulai dari mahasiswa, komunitas, hingga praktisi kesehatan mental, hadir dengan semangat yang sama: mencari ruang aman untuk belajar melihat lebih jernih di tengah hidup yang serba padat.
Empat sesi menemani hari mereka: mulai dari CBT & Support Group Practice, Mindfulness Writing & Meditation, Simple Journaling, hingga Creative DIY Project.
Masing-masing dirancang agar tubuh, pikiran, dan emosi bisa berjalan beriringan, tak lagi saling mendahului.
Acara dibuka oleh Ike Marieta, S.PSi., Psikolog, selaku CEO PT PIP Unpad (PT Pijar Integra Psikologi Universitas Padjadjaran).
Dalam sambutannya yang hangat, Ike Marieta menyampaikan bahwa isu kesehatan mental kini membutuhkan perhatian lebih dari berbagai pihak.
“Saat ini semua orang membutuhkan perhatian khusus pada isu kesehatan mental. Dan belakangan, edukasi terhadap pentingnya kesehatan mental, telah tersebar luas di masyarakat.
Namun, dukungan terhadap ekosistem ini alangkah lebih baik jika hadir dari komunitas dengan ruang aman,” ungkapnya.
Ia juga menegaskan bahwa PIP Unpad siap mendukung inisiatif komunitas kesehatan mental seperti program “Melihat Lebih Jernih” di masa mendatang.
Rangkaian Kegiatan Ruang Temu: Melihat Lebih Jernih 5.0
Sesi pertama, CBT & Support Group Practice, difasilitasi oleh Hilyah Irsalina, M.Psi., Psikolog, membuka ruang
bagi peserta untuk mengenal lebih dalam tentang Cognitive Behavioral Therapy (CBT), pendekatan psikologi yang membantu seseorang memahami hubungan antara pikiran, perasaan, dan perilaku.
Peserta belajar mengenali bagaimana pola pikir negatif dapat memengaruhi tindakan, lalu berlatih menemukan cara baru untuk meresponsnya.
Suasana menjadi hangat dan terbuka; setiap cerita mengalir dengan empati dan dukungan satu sama lain.
Di sesi berikutnya, Foggy FF, penulis sekaligus Project Director Ruang Temu, memandu Mindfulness Writing dan Meditation.
Foggy mengajak peserta untuk berhenti sejenak, memusatkan perhatian pada napas, lalu mengalirkan kesadaran itu ke dalam tulisan.
Melalui mindfulness writing, peserta belajar menulis bukan untuk hasil, melainkan sebagai cara merawat diri, mengurai perasaan, memberi ruang bagi emosi, dan menemukan ketenangan di antara kata.
Siang harinya, suasana menjadi lebih ringan dengan sesi Simple Journaling bersama Ginaya Keisya.
Peserta diperkenalkan dengan bermacam jenis journaling sekaligus diajak langsung untuk mempraktikkannnya dengan medium yang sudah disiapkan.
Dari latihan singkat ini, banyak peserta menemukan bahwa journaling bisa menjadi cara paling mudah untuk mengenali perasaan, mengurai beban pikiran, sekaligus menumbuhkan rasa syukur.
Menjelang sore, sesi terakhir dengan Creative DIY Project bersama Cici Purnama Sari.
Melalui aktivitas Do It Yourself yang sederhana, peserta berkreasi dengan tangan mereka sendiri, merajut dan mencipta sambil berbagi tawa.
Ekspresi Kreatif
Aktivitas ini bukan hanya bentuk ekspresi kreatif, tetapi juga latihan mindfulness dalam bentuk paling kasual: menikmati proses tanpa terburu-buru, hadir sepenuhnya dalam setiap gerakan kecil.
“Dari sesi ke sesi, kita melihat bagaimana keheningan bisa menjadi ruang pertemuan yang sangat manusiawi,” ujar Foggy FF, Project Director Ruang Temu.
“Ruang Temu bukan sekadar workshop, tapi sebuah ruang aman, ruang percakapan tentang bagaimana kita belajar hadir, melihat diri sendiri dan orang lain dengan lebih jernih,” tambahnya.
Diselenggarakan oleh Melihat Lebih Jernih (MLJ), gerakan mindfulness yang terinspirasi
dari buku Melihat Lebih Jernih karya Foggy FF, acara ini mendapat dukungan dari berbagai pihak,
yaitu HLMN Books, Buku Abdi, Padmita House of Beauty, Muno Folk, Sherish Interior, Eco-Slayer, Sindikasi Aksara, Dr. Long Book, Salman Reading Corner, FLP Kota Bandung, dan STRATO.
Dengan suasana yang akrab dan penuh refleksi, Ruang Temu menjadi bukti bahwa keheningan bisa ditemukan di tengah riuh dunia digital.
Melalui latihan sederhana, bernapas, menulis, dan berkreasi. setiap peserta belajar bahwa kejernihan bukanlah hal yang jauh, melainkan sesuatu yang bisa diciptakan bersama.
Untuk informasi lebih lanjut tentang gerakan dan kegiatan berikutnya: https://melihatlebihjernih.com atau Instagram @melihatlebihjernih. (tiwi)












