BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Forum Komunikasi Tengah Imah menyoroti sejumlah persoalan lingkungan di Kota Bandung. Mulai dari masalah sampah hingga bekas galian penanaman kabel di jalanan.
Forum tersebut memiliki peran aktif untuk mencari solusi, mengurai kompleksivitas masalah Kota Bandung.
Forum Komunikasi Tengah Imah menggelar diskusi menyangkut masalah lingkungan, dengan melibatkan sejumlah pakar di Jalan Surapati, Kota Bandung, Kamis 23 Januari 2025.
Harapannya, dari hasil diskusi ini dapat menjadi bahan untuk mendorong Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandung Terpilih, Muhammad Farhan-Erwin untuk berbenah.
Perwakilan Forum Komunikasi Tengah Imah Abah Mansur mengatakan, masalah yang tengah terjadi di Kota Bandung ini merupakan tanggungjawab bersama, termasuk masyarakat.
Dia berharap, ada perbaikan yang terjadi di Kota Bandung ke depan.
Baik dikomandoi oleh Farhan-Erwin serta dorongan pembenahan dari Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan.
“Ada kesemarakan galian yang merusak tatanan jalan Kota Bandung. Tentang sampah, beberapa hari ke belakang Garut mengadakan penolakan besar-besaran sampah dari Kota Bandung. Kita malu, ini harus ada solusinya,” ujar Mansur.
Maka dari itu lanjut dia, harus ada langkah strategis dari pemerintah dan stakeholders terkait guna memulihkan Kota Bandung. “Menjadi tugas prioritas bagi walikota dan gubernur terpilih. Kita ingin sama-sama menjaga,” ucapnya.
Selain itu, dia juga mengajak seluruh pihak untuk sama-sama peduli terhadap Kota Bandung.
Dimana harapannya, masalah yang ada dapat terselesaikan.
Sinergi untuk selesaikan masalah Kota Bandung
Di lokasi yang sama, Guru Besar Ilmu Politik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Cecep Darmawan menuturkan, dirinya mengapresiasi gagasan Forum Komunikasi Tengah Imah itu.
Mengingat, kunci pembangunan membutuhkan sinergitas pentahelix yakni akademisi, pebisnis, pemerintah, media massa dan komunitas.
Dia meyakini, dengan kolaborasi pentahelix ini maka pembangunan Kota Bandung dapat terakselerasi.
“Negara maju tidak akan pernah berkembang hanya dari pemerintah. Ada konteks yang namanya pentahelix,” kata dia.
Sebab itu Cecep berharap, agar pemerintah dapat turut melibatkan masyarakat dalam perencanaan, supaya tidak lagi terjadi pembangunan yang pada akhirnya menimbulkan keresahan publik.
“Galian dimana-mana, acak-acakan gitu jangan sampai terjadi seperti itu. Harus dibuat semacam roadmap, grand design Kota Bandung. Rencana besar apapun, tidak akan berhasil. Libatkan semua sektor, itu penting,” tandasnya. (Arf)