BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Pascasarjana Universitas Pasundan (Unpas) kembali meluluskan doktor Ilmu Sosial.
Kali ini, giliran Hamdani Abdillah yang sukses meraih gelar doktor setelah mempertahankan disertasinya dalam Sidang Promosi Doktor yang digelar Rabu (18/6/2025) di Aula Mandalasaba Dr. Djoenjoenan, Gedung Paguyuban Pasundan, Jalan Sumatera No. 41, Kota Bandung.
Sidang dipimpin oleh Prof. Dr. H. Bambang Heru P., M.S. selaku Ketua Sidang, dengan tim promotor yang terdiri atas Prof. Dr. H. Kamal Alamsyah, M.Si. sebagai promotor dan Prof. Dr. H. Yaya Mulyana A. A., M.Si. sebagai co-promotor.
Sementara penguji atau oponen ahli terdiri dari Prof. Dr. H. Thomas Bustomi, M.Si., Prof. Dr. H. Soleh Suryadi, M.Si., serta Prof. Dr. H. M. Didi Turmudzi, M.Si.

Dalam disertasinya yang berjudul Dampak Implementasi Kebijakan dan Kompetensi Pegawai terhadap Efektivitas Kerja Organisasi serta Implikasinya pada Kepuasan Masyarakat di Kecamatan se-Kota Tasikmalaya, Hamdani menyoroti pentingnya peran kebijakan dan kualitas SDM dalam meningkatkan layanan publik.
“Judul penelitian saya itu tentang implementasi kebijakan dan kompetensi pegawai terhadap efektivitas kerja serta implikasinya pada kepuasan masyarakat. Karena penelitian saya kuantitatif, jadi sesuai dengan Permen PAN-RB tentang survei kepuasan masyarakat, seluruh kegiatan dalam kebijakan harus bisa diukur,” ujar Hamdani saat diwawancarai usai sidang.
Hasil Disertasi dan Sidang
Penelitian dilakukan pada 10 kecamatan di Kota Tasikmalaya, dengan tujuh rumusan masalah.
Yang di antaranya mencakup pengaruh simultan dan parsial implementasi kebijakan. Serta kompetensi pegawai terhadap efektivitas organisasi dan kepuasan masyarakat.

Hasilnya menunjukkan bahwa implementasi kebijakan dan kompetensi pegawai memberikan dampak signifikan. Terhadap efektivitas organisasi kecamatan sebesar 90,2%.
Efektivitas organisasi sendiri memberi dampak terhadap kepuasan masyarakat sebesar 87,2%.
Secara khusus, dimensi kompetensi pegawai—meliputi perilaku individu (attitude), pengetahuan (knowledge), dan kemampuan (skill)—memiliki kontribusi paling besar terhadap kepuasan masyarakat.
“Harapannya, penelitian ini bisa diperluas, baik dari jumlah sampel maupun variabel, agar lebih komprehensif. Saya menyebut studi doktoral ini seperti lari marathon—karena menguras tenaga, pikiran, dan biaya. Tapi alhamdulillah, dosen-dosen di Unpas luar biasa, memberikan bimbingan dan motivasi yang besar,” tambah Hamdani.

Atas keberhasilannya, Hamdani dinyatakan lulus dengan IPK 3,58, meraih yudisium sangat memuaskan. Serta tercatat sebagai lulusan doktor ke-294 dari Pascasarjana Unpas.
“Pesan saya untuk mahasiswa yang akan melanjutkan ke jenjang doktoral: tetap semangat, yakin, ikhtiar maksimal, dan jangan lupa berdoa. Jaga juga kesehatan, karena perjalanan ini tidak mudah. Tapi, seperti kata Ketua Paguyuban, tidak ada yang mustahil. Semua bisa diselesaikan,” tutupnya. (han)












