# Romantika Politik Islam
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM— Pernahkah kita membayangkan bagaimana dua kekuatan politik Islam terbesar di Indonesia, Masyumi dan Nahdlatul Ulama (NU), yang semula berjalan beriringan, kemudian memilih jalannya masing-masingnya dan menjadi rival di panggung politik nasional.
Sejarah panjang itu kini diangkat kembali melalui Diskusi Buku #85 Temu Sejarah: Romantika Perjuangan Masyumi & NU.
Awalnya, Masyumi lahir sebagai hasil kesepakatan Muktamar Umat Islam 1945. Partai ini menjadi simbol persatuan politik umat Islam, dengan dukungan aktif dari berbagai organisasi, termasuk NU.
Namun, harmoni itu tak bertahan lama. Pada 1952, NU mengambil keputusan berani untuk keluar dari Masyumi.
Keputusan yang kala itu dipandang mengejutkan, bahkan kontroversial, ternyata menjadi titik balik penting yang membawa NU ke panggung politik nasional dengan kekuatan baru.
Lalu, apa sebenarnya rahasia di balik langkah besar NU? Bagaimana strategi politik yang membuat organisasi keagamaan ini mampu bersinar di tengah derasnya arus demokrasi Indonesia pada dekade 1950-an?
Pertanyaan-pertanyaan inilah yang akan dikupas bersama Naufal A., penulis buku Romantika Perjuangan Masyumi & NU, dengan moderator Ongki BS.
Diskusi ini dijadwalkan berlangsung pada Kamis, 2 Oktober 2025, pukul 20.00–21.30 WIB melalui Zoom, dan terbuka gratis bagi siapa saja yang ingin ikut serta.
Buku yang menjadi dasar diskusi ini sendiri merupakan adaptasi dari skripsi penulis di FKIP Universitas Siliwangi (Unsil),
berjudul Dinamika Hubungan Partai Masyumi dengan Partai Nahdlatul Ulama (NU) Tahun 1952–1960. Skripsi tersebut dipertahankan pada 30 Maret 2023 lalu, dan kini dihadirkan dalam bentuk karya historiografi politik Islam yang menarik sekaligus reflektif.
Lebih dari sekadar mengisahkan konflik politik, buku ini memberi ruang untuk memahami bagaimana strategi, ideologi, dan kepentingan membentuk perjalanan politik Islam di Indonesia.
Harapannya, pembaca dan peserta diskusi dapat mengambil pelajaran berharga (ibrah) dari dinamika sejarah tersebut, bukan hanya sebagai pengetahuan, tetapi juga sebagai cermin untuk kehidupan berbangsa saat ini. (tiwi)
# Romantika Politik Islam












