BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Di usianya yang baru menginjak 22 tahun, Giyani Barlis Octavia sudah membuktikan bahwa menjadi mahasiswa bukan hanya soal kuliah dan tugas akhir.
Mahasiswi Teknik Lingkungan Universitas Pasundan (UNPAS) angkatan 2022 ini sedang berada
di tahun terakhir kuliahnya dan tengah disibukkan dengan tugas akhir, sebuah fase yang pasti akrab bagi setiap mahasiswa tingkat akhir.
Namun, di sela kesibukan akademiknya, Giyani juga memegang dua peran penting: Duta Kampus UNPAS dan Menteri Lingkungan Hidup BEMKM Universitas Pasundan.
Lahir di Sukabumi pada 12 Oktober 2003, Giyani dikenal sebagai sosok yang aktif, peduli, dan penuh semangat untuk berkembang.
Sejak kecil, Giyani tumbuh di lingkungan keluarga yang sangat dekat dengan musik. Tak heran jika menyanyi menjadi hobi yang begitu ia cintai hingga sekarang.
“Aku suka nyanyi karena dari kecil udah dibuat familiar banget sama musik di keluarga dan waktu sekolah sering ikut lomba gitu,” tuturnya.
Selain bernyanyi, ia juga gemar membaca novel fiksi fantasi, yang menjadi cara ampuhnya untuk melepas stres di tengah padatnya rutinitas kuliah dan organisasi.
“Aku selalu baca sebagai bentuk stress distraction aku,” tambahnya sambil tersenyum.
Pasanggiri Duta Kampus UNPAS
Dari sekian banyak pengalaman yang sudah ia lalui, Giyani mengaku ada satu momen yang paling berkesan dalam hidupnya: saat mengikuti Pasanggiri Duta Kampus UNPAS.
Awalnya, ia sama sekali tidak berniat ikut karena merasa asing dengan dunia pageant.
Namun, dorongan dari para kakak tingkat membuatnya memberanikan diri untuk mencoba.
“Waktu itu aku nggak ada niatan sama sekali untuk ikut, tapi ada beberapa kakak tingkat yang bujuk dan meyakinkan aku,” kenangnya.
Dari proses itu, Giyani belajar banyak hal, termasuk makna berani keluar dari zona nyaman.
Dengan usaha maksimal, ia berhasil meraih Juara 3 Duta Kampus UNPAS.
“Dari situ aku sadar kalau ternyata lingkaran yang selama ini jadi zona aman malah bikin aku terlalu nyaman
dan nggak mau beranjak. Ternyata aku mampu lakuin hal-hal yang dulu aku anggap nggak mungkin,” ujarnya.
Pengalaman itu membuka mata Giyani bahwa pepatah “If you never try, you never know” bukan sekadar kata-kata, tapi kebenaran yang hanya bisa dirasakan saat kita berani mencoba.
Meski prestasinya banyak, Giyani tidak pernah melupakan alasan utama di balik semangatnya: keluarganya, terutama sang ibu.
“Prestasi dan pencapaian yang paling aku banggakan sejauh ini sederhana aja, aku udah buat mamaku bangga
untuk beberapa peran yang aku jalankan selain menjadi mahasiswa aktif di kampus, baik di bidang akademik maupun non-akademik,” ungkapnya tulus.
Selain menjalani kuliah, Giyani aktif di berbagai kegiatan kampus. Ia pernah menjadi asisten dosen tugas besar
dan asisten laboratorium kimia lingkungan, pengalaman yang memperkaya pemahamannya tentang dunia akademik.
Di luar itu, ia juga pernah menjabat sebagai pengurus Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL) periode
2024–2025, dan kini dipercaya menjadi Menteri Lingkungan Hidup BEMKM UNPAS periode 2025–2026.
Aktif Kegiatan
Tak hanya itu, sebagai Duta Kampus, ia juga aktif di berbagai kegiatan kepanitiaan di tingkat prodi, fakultas, hingga universitas.
Untuk saat ini, Giyani memang belum memiliki proyek atau karya pribadi besar, namun ia telah banyak terlibat
dalam berbagai program kerja organisasi, terutama dalam mengembangkan kegiatan yang sudah ada agar lebih berdampak.
“Aku pernah terlibat dalam beberapa bagian program kerja organisasi yang aku ikuti dan berperan dalam
melanjutkan serta mengembangkan kegiatan yang sudah ada,” katanya dengan nada rendah hati.
Dalam menjalani keseharian, Giyani berpegang pada prinsip hidup yang sederhana tapi kuat: “Jangan cepat puas dan merasa lebih, tetapi jangan juga selalu merasa kurang.”
Ia percaya yakin rasa cukup adalah bentuk syukur tertinggi, dan setiap orang punya waktunya masing-masing untuk bersinar.
Prinsip itu yang membuatnya tetap rendah hati, meski dengan segudang aktivitas dan pencapaian yang dimiliki.
Menatap masa depan, Giyani sudah menyiapkan langkah besar.
“Cita-cita aku setelah lulus adalah build my own career, punya pekerjaan yang secured dan financially stable sampai aku bisa dan mampu memberikan hal-hal yang belum bisa aku beri ke keluarga,” ujarnya.
Kalimat itu menggambarkan keinginan kuatnya untuk mandiri dan membahagiakan keluarga yang selalu menjadi sumber semangatnya.
Giyani Barlis Octavia adalah contoh nyata bagaimana keberanian untuk keluar dari zona nyaman bisa mengantarkan seseorang menemukan versi terbaik dari dirinya.
Dengan semangat belajar yang tinggi, rasa syukur yang dalam, dan keinginan untuk terus berkembang,
Giyani melangkah mantap menuju masa depan yang ia impikan, dengan membawa inspirasi bagi banyak mahasiswa lainnya. (tiwi)
