BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– Pemkot Bandung akan terus mengoptimalkan vaksinasi massal untuk mencapai target 2,3 juta vaksinasi.
Hal ini sebagai upaya percepatan herd immunity atau kekebalan kelompok. Hal iu juga yang membuat, Pemkot Bandung mendukung pelaksanaan vaksinasi tidak terbatas domisili masyarakat.
Hingga kini, Pemkot Bandung baru mencapai 96 persen dari total vaksinasi awal sebanyak 474.000 orang.
Sedangkan vaksinasi tahap pertama bagi Lansia, saat ini baru di angka 35 persen.
Hal itu diungkapkan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna saat meninjau vaksinasi massal yang diselenggarakan oleh Landmark Residence Istana Group di Jalan Industri Kota Bandung, Sabtu (26/6/2021).
“Kalau pendekatannya administrasi kependudukan, kita (Bandung) ada sekitar 1,8 juta penduduk yang dari perspektif kesehatan sudah bisa divaksinasi,” kata Ema.
“Kalau dikurangi 474 ribu berarti kita punya 1,3 juta (target vaksinasi). Itu kalau pendekatannya administrasi kependudukan,” imbuhnya.
Ema menilai, kekebalan kelompok melalui vaksinasi tidak bisa dibatasi administrasi kependudukan. Sehingga, Pemkot Bandung berkomitmen memberikan vaksinasi bagi warga luar yang bekerja di Kota Bandung.
“Perhitungan kami sekitar 2,3 juta yang harus kita selesaikan,” tutur Ema.
Untuk mengejar target tersebut, terang Ema, Pemkot Bandung terus mengoptimalkan pelaksanaan vaksinasi massal seperti yang berlangsung di Landmark Residence.
Ema menjelaskan, vaksinasi tersebut mampu menjangkau 8.000 orang dalam sehari. Langkah tersebut dapat mempercepat kekebalan kelompok, apalagi jika dilaksanakan di berbagai wilayah.
“Kalau 183 lokasi ini, ambil saja bisa 5.000 orang, kalikan saja. Jika ada 10.000 sehari, untuk mengejar 2,3 juta memerlukan sekitar 4-5 bulan baru bisa tuntas,” ujarnya.
“Kita harus optimis (mengejar 2,3 juta), kalau pelayanan kesehatan harus maksimal. Kalau kitanya loyo, bagaimana nanti ke masyarakatnya,” tambah Ema dalam rilis yang diterima PASJABAR.
Apalagi saat ini level kewaspadaan Kota Bandung sudah berada di zona risiko tinggi. Menurut Ema, pemerintah daerah harus bekerja keras dan bekerja sama mengembalikan level kewaspadaan menjadi lebih baik.
Syaratnya, protokol kesehatan harus tetap dijalankan. Seperti memakai masker, menjaga jarak, rajin mencuci tangan, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas.
“Kalau disiplin, insyaallah kita akan secepatnya reborn ke label kewaspadaan yang jauh lebih bagus. Itu supaya kegiatan perekonomian cepat bergerak. Kalau vaksin itu dimaksimalkan, target kita terbangun heard immunity yang harus segera terealisasi,” ungkapnya.
“Kalau itu sudah terealisasi, saya fikir semangat masyarakat akan kembali tumbuh. Kemudian daya tahan tubuh masyarakat semakin kuat, sehingga tidak ada potensi terpapar dan tidak dalam posisi memaparkan,” tandas Ema.
Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kota Bandung, dr Yorisa Sativa mengungkapkan, jika pemerintah daerah, fasilitas pelayanan kesehatan dan pihak swasta bersinergi melaksanakan vaksinasi Covid-19 maka target untuk mencapai herd immunity akan segera terealisasi.
“Contoh dari Landmark ini. Misalnya sehari saja dia bisa 1000 orang, itu akan mempercepat pelaksanaan vaksin,”tuturnya.
“Apalagi sekarang ini ada kebijakan baru usia 18 tahun ke atas sudah bisa vaksinasi. Artinya asal ada ketersediaan vaksin, kita siap melaksanakan, tidak akan menghambat percepatan,”tambahnya.
Terkait vaksinasi ini, Yosi menjelaskan, merupakan vaksinasi massal bersama Istana Group yang dilaksanakan di dua tempat dengan masing-masing target 1000 orang.
“Yaitu 650 penghuni Apartemen Residence, dan 350 lagi sisanya adalah warga RW sekitar Landmark, atau warga Kecamatan Cicendo. Dan satu lagi di BEC dengan target yang sama,” tuturnya. (*/tiwi)