BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan, berdasarkan data BMKG hampir semua wilayah di Jabar memasuki musim penghujan. Menurutnya, musim penghujan tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena ada pengaruh La Nina.
“Analisis perkembangan musim hujan, di sini kita lihat di semua wilayah Jawa Barat, semuanya memasuki musim hujan. Dan yang perlu diperhatikan adanya anomali musim hujan kali ini berbeda dengan dua tahun lalu dan tahun-tahun sebelumnya,” kata Dwikorita.
Menurut Dwikorita, pada Desember 2021, berpotensi adanya peningkatan curah hujan 10-70 % di Bogor, bagian selatan Cianjur, bagian timur Bekasi. Bagian selatan Bandung, Karawang, Indramayu, Tasikmalaya, bagian utara dan tengah Majalengka, Garut, Ciamis, dan Banjar.
Sementara yang di atas 70 % yaitu Sukabumi, bagian selatan Majalengka, Pangandaran, Kuningan, dan Cirebon.
Untuk Januari 2022, akan ada peningkatan curah hujan 10-70 % di bagian utara Bogor dan Subang, bagian selatan Purwakarta, sebagian Karawang, bagian utara Indramayu. Sebagian Bandung, Garut, Ciamis, Kuningan, Cirebon, dan Majalengka. Sedangkan di atas 70 %, ada di bagian timur Bandung, bagian utara Sumedang.
Pada Februari 2022, akan ada peningkatan curah hujan 10-70 persen di sebagian besar Bogor, bagian barat Karawang, bagian utara Cianjur, Bandung Barat, Sumedang. Sebagian besar Majalengka, bagian timur Indramayu, bagian selatan Cirebon, dan bagian utara Ciamis.
Sementara di atas 70 %, ada di Depok, bagian timur Bekasi, Karawang, Purwakarta, Subang, bagian barat Indramayu, bagian timur Majalengka, bagian selatan Cirebon, Banjar, dan Pangandaran.
Sedangkan Maret 2022, peningkatan curah hujan 10-70 % terjadi di bagian utara Bogor, bagian utara Karawang, bagian selatan Subang, Bandung. Sumedang, bagian utara Indramayu, Majalengka, Ciamis dan Cirebon. Sedangkan yang di atas 70 %, ada di wilayah Cikarang, bagian barat Karawang, bagian tengah Subang, bagian tengah Bandung, bagian utara Cirebon, dan Tasikmalaya.
“Dan nampaknya sampai bulan Maret ini masih perlu ada kewaspadaan, meskipun puncaknya di Januari, Februari puncaknya. Maret mulai melemah, namun masih terjadi peningkatan curah hujan di atas 70 % dari normalnya,” imbuh Dwikorita.
Rekomendasi BMKG
BMKG merekomendasikan kepada pemerintah daerah, masyarakat dan pihak-pihak terkait dengan pengelolaan sumber daya air dan pengurangan risiko bencana. Untuk wilayah yang memiliki potensi curah hujan tinggi. Misalnya, menyiapkan dan mengambil langkah-langkah antisipatif, terhadap potensi bencana hidrometeorologi.
“Kami pernah berdiskusi dengan Menteri PUPR, memang dalam kondisi saat ini tata kelola air memang perlu diperhatikan. Dan beliau juga sudah menyampaikan sejak beberapa bulan lalu di awal musim hujan, sudah melakukan pengosongan-pengosongan waduk agar mampu menampung kelebihan curah hujan,” tegas Dwikorita. (ytn)