JAKARTA, WWW.PASJABAR.COM – Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengungkapkan persentase entrepreneur di Indonesia hanya mencapai 3,47 persen sehingga termasuk dalam kategori rendah. Maka dari itu, pihaknya melakukan kerja sama dengan perguruan tinggi.
Menurutnya inkubator yang dimulai dari perguruan tinggi, menjadi jawaban untuk mencetak entrepreneur muda yang berdaya saing di pasar global.
“Karena dalam persaingan global, kita harus siapkan UMKM masa depan yang berasal dari enterpreneur muda yang siap bertarung dan berkompetisi. Karena kalau produk UMKM saat ini nggak punya daya saing dan inovasinya rendah, ya kalah,” katanya dikutip PASJABAR dari laman kemenkopukm, Sabtu (22/1/2022).
Ia menegaskan, inkubasi yang dilakukan juga harus memasuki tahap seleksi yang ketat. Pasalnya, inkubasi yang dilakukan di perguruan tinggi ini, bertujuan untuk melahirkan bisnis yang inovatif dan unggul.
“UMKM masih banyak urusan keripik dan dodol. Kalau ini masih banyak ya celaka. Jadi harus diseleksi betul dan harus melirik keunggulan domestik kita. Konsep inkubasi ini kita ingin terkoneksi dengan pembiayaan dan market. Selain kita erami, kita juga harus entaskan dan besarkan,” tegasnya.
Teten mengemukakan KemenKopUKM juga, tengah membidik modal ventura masuk ke UMKM. Menurutnya, modal ventura ini selain menyuntik pembiayaan tapi juga dapat memperbaiki manajemen UMKM nantinya. Maka dari itu, inkubator dan modal ventura ini dapat berkolaborasi ke depannya.
“Bank Dunia sudah ingatkan Indonesia agar menyiapkan lapangan kerja yang lebih berkualitas untuk kelas menengah. Makanya penting universitas siapkan mahasiswanya jadi entrepreneur. Mudah-mudahan kita bisa perkuat struktur ekonomi kita dengan wirausaha baru yang kompetitif. Kita sedang siapkan Perpres kewirausahaan agar punya arahan yang jelas untuk mengembangkan ini,” urainya. (*/ytn)