SUMEDANG, WWW.PASJABAR.COM – ITB Kampus Jatinangor, dipasangi alat sistem kalibrasi geospasial oleh Badan Geospasial Indonesia (BIG). Alat kalibrasi ini merupakan yang pertama yang dipasang di Indonesia. Program kerja sama dengan BIG ini dilakukan bersama Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB.
Kepala BIG Prof. Dr. rer. Nat. Muh Aris Marfai, S.Si., M.Sc., mengatakan, sebelumnya kalau melakukan kalibrasi harus ke luar negeri yaitu ke Malaysia.
“Pembuatan geospasial ini dipicu pandemi sehingga kita perlu buat sendiri. Akan tetapi kalau ditempatkan di BIG tidak seefektif bila dibangun di ITB dengan SDM yang mumpuni,” katanya seperti dikutip PASJABAR dari laman itb, Selasa (24/5/2022).
Menurutnya, ITB merupakan trend center di bidang geospasial, sehingga diharapkan dapat bermanfaat untuk kegiatan riset-riset dari para peneliti ITB. Rektor ITB Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D., berharap semoga keberadaan alat kalibrasi di ITB Kampus Jatinangor bisa menjawab persoalan bangsa di bidang geospasial.
Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB) Dr. Irwan Meilano, S.T., M.Sc., menyampaikan, instalansi yang sedang dipasang di Kampus Jatinangor adalah salah satu jaringan buat kalibrasi yang digunakan untuk bahan negosiasi terutama dengan negara tetangga.
Sebab dalam urusan batas negara, seringkali menjadi isu terkait instrumentasi, metode pengukuran, perhitungan antara negara tetangga. Selain bisa digunakan juga untuk keperluan dalam negri seperti untuk pemetaan nasional yang memerlukan alat yang terkalibrasi. Keberadaan sistem kalibrasi ini akan memberikan kontribusi dari ITB dan jadi bagian dari penyelesaian solusi bangsa.
“Atas itikad baik dari BIG kami diizinkan memiliki jaringan kalibrasi di ITB. Manfaatnya sangat banyak untuk kalibrasi sebagai dasar bagi kita untuk kalibrasi khususnya dengan negara tetangga,” ujarnya.
Menurut Dosen di FITB, Dr. Heri Andreas pengukuran batas negara diperlukan kalibrasi. Untuk saat ini, BIG melakukan kalibrasi di Malaysia. Dengan terbangunnya stasiun kalibrasi pertama di Kampus ITB Jatinangor ini, tentu bisa dimanfaatkan tidak hanya untuk urusan batas negara saja melainkan ke depannya kegiatan internal atau riset dan dunia industri bisa menggunakan stasiun kalibrasi ini.(*/ytn)