BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Demi menjaga stok beberapa komoditas pokok tetap aman hingga Idulfitri, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) akan kembali menggelar Pasar Murah dan Bazar Murah di Kota Bandung.
Dilansir dari bandung.go.id, Pasar Murah akan kembali dilaksanakan jelang Ramadan tanggal 13-21 Maret. Dalam sehari ada dua kecamatan akan digelar Pasar Murah.
Saat Ramadan akan digelar lagi Pasar Murah pada tanggal 24, 27, 28, 30 Maret 2023. Lalu, jelang Idulfitri di tanggal 3, 4, 5, 6 April 2023.
Selain itu, akan ada juga Pasar Murah di 151 kelurahan yang leading sectornya dari TP PKK Kota Bandung. Rencananya digelar tanggal 11, 12, 13 April 2023. Alokasinya akan ditentukan setelah rapat teknis dengan Disperindag Provinsi Jabar.
Selain Pasar Murah dan Operasi Pasar, Bazar Murah pun akan dilakukan pada 14 April 2023. Lalu, program Sidak Harga Barang Pokok akan dilaksanakan bersama Wali Kota Bandung.
Beberapa komoditas yang akan tersedia dalam Pasar Murah dan Bazar Murah adalah minyak goreng curah kemasan, minyak goreng kemasan premium, beras medium, beras premium, tepung terigu, gula putih, telur ayam, gas 3 kg, bawang merah, bawang putih, dan sayuran.
Pemkot Bandung Terus Melakukan Operasi Pasar
Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna mengatakan Pemkot Bandung pun terus melakukan Operasi Pasar secara rutin di seluruh pasar tradisional dan ritel.
“Dua sampai tiga hari ke belakang, banyak info beredar tentang kelangkaan minyak goreng di daerah Jateng, Jatim, dan Jabar. Migor subsidi seharga Rp14.000 per liter mengalami kelangkaan. Padahal biasanya di bulan Ramadan demandnya tinggi,” kata Ema.
Dia menginstruksikan dinas terkait untuk terus memantau 37 pasar tradisional yang ada di Kota Bandung. Terutama di masa-masa mendekati Ramadan.
“Semuanya harus dipantau. Apalagi menjelang Ramadan. Satu komoditas yang naik akan merembet ke komoditas lainnya. Minyakita (migor) jangan sampai kosong. Itu yang harus lebih optimal dipantau,” ujarnya.
Untuk terus menjaga stabilitas stok komoditas primer, Ema mengimbau agar tidak ada tumpang tindih program Pasar Murah yang disediakan Pemkot Bandung maupun pihak lain.
“Persoalan ini kita harus paham. Pengaturan waktu antara kegiatan yang dilaksanakan Disdagin dan yang disediakan tim lain seperti PKK harus bisa ditelaah dulu. Jangan sampai terlalu berlebihan di satu titik jadinya,” tegas Ema.
Stok Beras Medium Paling Krusial
Menanggapi hal ini, Sekretaris Disdagin Kota Bandung, Dedi Priadi Nugraha memaparkan, dari hasil pemantauan di 8 pasar dan ritel, komoditas yang paling krusial stoknya yakni beras medium.
“Harga acuan beras medium itu Rp9.450, tapi sekarang sudah merangkak ke Rp10.750,” kata Dedi.
Pun dengan harga cabai rawit, cabai merah tanjung, bawang merah, dan migor mengalami kenaikan meski tidak terlalu signifikan.
Dia mengaku telah melaksanakan rapat koordinasi dengan perum Bulog Cabang Kota Bandung, DKPP, dan Perumda Pasar pada 25 Januari 2023 membahas pendistribusian beras medium stabilitas pasokan harga pangan (SPHP).
“Dalam pelaksanaannya, Pemkot Bandung melalui Disdagin telah mendistribusikan beras medium ke pasar dari target 500 ton. Tapi realisasinya kita bisa mendistribusikan 730 ton sampai tanggal 31 Januari 2023,” ungkapnya.
Beras medium ini dijual dalam kemasan 5 kg dengan harga Rp8.300/kg untuk para pedagang. Sedangkan untuk konsumen paling tinggi dijual dengan harga Rp9.450/kg.
Untuk pedagang, agar bisa mendapatkan beras medium ada persyaratannya, yakni harus KTP Kota Bandung, permohonan pendaftaran tidak boleh menjual beras di atas HET dan dilarang pengoplosan.
“Semoga kenaikan harga beras ini bisa berangsur normal dengan kerja sama yang sedang kita upayakan,” harapnya. (*/ran)