BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Ketua Umum PB Paguyuban Pasundan Prof. Dr.H.M Didi Turmudzi M.Si., menyebutkan almarhum Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M. Si., M. Kom., IPU., ASEAN. Eng. adalah sosok inspirasi yang bergerak di dunia Pendidikan, khususnya di Paguyuban Pasundan.
Hal tersebut diungkapkan Prof. Didi Turmudzi usai pemakaman Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf di Komplek SMK Mahaputra Desa Sukamukti Kecapatan Katapang, Kabupaten Bandung, Jumat (23/8/2023).
“Alamarhum adalah kader terbaik Paguyuban Pasundan, dia adalah akademisi yang konsisten terhadap keilmuannya. Dia orang yang sangat jujur, rendah hati dan ini menjadi dorongan dan motivasi bagi akademisi. Bahwa dia bisa mencapai puncak karier dan menjabat Rektor, dan semuanya dilakukan di Pasundan. Meski beliau menjabat jabatan tertinggi, namun beliau tetap meresa rendah diri dan santun serta homat,” paparnya.
Prof Didi menyebutkan, kerendahatian dan kesopanan almarhum, bahkan membuat Prof Didi malu. “Saya merasa malu oleh beliau kalau pulang ke mobil membukakan pintu menutup pintu itu adalah salah satu hal yang luar biasa, bahkan saya sendiri yang suka malu,” jelasnya.
Ia berharap, mudah-mudahan perjuangan dan pengorbanan Almarhum selama di Pasundan jadi sebuah contoh inspirasi bagi siapapun, terutama yang bergerak di dunia Pendidikan dan khususnya di Paguyuban Pasundan.
“Karena beliau adalah almuni mahasiswa, dosen jurusan, dekan Wakil Rektor dan Rektor Universitas Pasundan, dia tidak ada sedikit pun membuat sesuatu yang bisa merusak Lembaga Paguyuban Pasundan khususnya Unpas. Dan itu adalah contoh untuk semua di Paguyuban Pasundan,” tegasnya.
Sosok Penyayang Keluarga
Sementara, keponakan almarhum, Deni Hamdani menyebutkan, sosok alamarhum Prof. Eddy Jusuf menyebutkan, sosok almarhum dimata keluarga adalah sosok pekerja keras dan sangat sayang dengan semua keluarganya dan orang tuanya.
“Almarhum juga bisa memberikan contoh dan Impact kepada saudara-saudaranya di kampung, dan itu sangat wajar karena sebetulnya beliau dari dulu memang bekerja keras untuk merndapatkan semuanya, hingga akhir hayatnya, tekun dan tidak cengeng. Bahkan sakitpun dia tidak bilang ke siapapun, jadi kami keluarga sangat kehilangan sekali,” paparnya.
Alamarhum sendiri menurut Deni merupakan anak ke empat dari delapan bersaudara, meninggalkan istri Prof. Dr. Hj. Dewi Indriani Jusuf, S.E., M.Si, CDMP dan tiga orang anak yakni Bahagia Fadhilah, Mutiara Nabilla dan Melati Albani Ramandhan.
Sedangkan tokoh masyarakat yang pernah menjabat sebagai Wali Kota Bandung, Dada Rosada yang juga tetangga dari Almarhum Prof Eddy Jusuf, mengatakan jika ia mengenal sosok almarhum sejak tahun 1984.
“Saya adalah orang yang dekat dengan Almarhum, saya adalah teman, sahabat dan tetangga dari Prof Eddy Jusuf, saya kenal pak Eddy Jusuf sejak tahun’84, saya waktu itu Kasubag di Ekonomi Pemkot Bandung dan Pak Eddy Kasubag di Ekonomi Kab Bandung,” katanya.
Bukan hanya itu, Dada Rosada juga mengatakan ia adalah orang yang mengajak beliau untuk pindah ke Tirtasari, Sarijadi dan menjadi tetangga sampai saat ini.
“Oleh karena itu Pak Eddy itu kita doakan beliau, karena baliau itu orang baik. Saya memang agak kaget, karena beliau itu selama ini sehat, bahkan tiap hari jalan kaki dengan saya, dan kami juga bersama-sama di Unpas dan kemudian Pak Eddy menjabat jabatan tertinggi di sana yakni menjadi Rektor dan sekarang menjadi Direktur Pascasarjana Unpas. Somoga Pak Eddy khuznul khotimah diterima Allah sebagai ahli surga,” pungkasnya. (tie)