BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Pengurus Besar (PB) Paguyuban Pasundan akan melakukan langkah khusus untuk menyikapi virus corona. Pihaknya akan membuat hand sanitizer dan disinfektan secara mandiri.
Hand sanitier ini akan dipasang di berbagai tempat di bawah lingkungan PB Paguyuban Pasundan. Selain di kantor, juga akan dipasang di sekolah hingga kampus.
Begitu juga dengan disinfektan. Penggunaannya akan dilakukan di seluruh unit di bawah PB Paguyuban Pasundan. Sehingga, berbagai lokasi dan benda akan disterilkan secara rutin menggunakan disinfektan tersebut.
“Kita telah dan akan menyiapkan antiseptik di setiap unit. Jadi, karena sekarang ini memang di toko-toko juga sudah hampir sulit, maka kita sendiri akan membuat tersendiri untuk itu karena kita punya teknologi pangan dan kita punya fakultas kedokteran,” kata Ketua Umum PB Paguyuban Pasundan, Prof. Didi Turmudzi di Kantor PB Paguyuban Pasundan, Kota Bandung, Senin (16/1/2020).
Cara ini diharapkan bisa membuat seluruh keluarga besar di lingkungan Paguyuban Pasundan yang membawahi 118 sekolah dan empat perguruan tinggi, termasuk unit lainnya, terhindar dari virus corona. Selain itu, cara ini juga untuk mencegah bibit penyakit lain secara umum.
“Bahan bakunya sudah banyak, pembuatannya nanti sama ahlinya di teknik pangan dan kedokteran,” ungkap Didi.
Untuk produksi, rencananya baru akan dilakukan mulai Selasa (17/3/2020). Sebab, kebijakan tersebut baru dikeluarkan hari ini. Sehingga, butuh waktu untuk melakukan persiapan dan produksi.
Sementara karena luasnya wilayah kerja Paguyuban Pasundan, pembuatan hand sanitizer dan disinfektan mandiri ini hanya akan dilakukan di Bandung. Sedangkan di luar Bandung, masing-masing unit Paguyuban Pasundan akan diberikan tata cara pembuatannya.
Dengan begitu, masing-masing unit akan bisa membuat sendiri dan menggunakannya di internal masing-masing.
PB Paguyuban Pasundan juga mengambil langkah lain untuk mengantisipasi virus corona. Akan dilakukan pengumpulan dana untuk membeli masker.
Sebab, saat ini masker menjadi barang mahal dan langka di pasaran. Tapi, hanya orang yang membutuhkan yang akan mendapatkan masker itu.
“Kalau untuk masker itu terbatas sekali, mungkin itu hanya di lingkungan Pasundan yang enggak mampu (membeli masker),” jelas Didi. (ors)