BANDUNG,WWW.PASJABAR.COM — Peternak ayam di sejumlah daerah di Jawa Barat dan Banten mengeluhkan jatuhnya harga jual ayam ditingkat peternak. Sementara harga ayam di pasaran dikisaran Rp 30 ribu hingga Rp 32.000 per kilogramnya. Peternak menduga isu wabah Covid-19 sengaja digulirkan oleh pihak yang tak bertanggungjawab hingga membuat harga ayam turun signifikan.
Iwan Asrul salah satu peternak Jawa Barat mengatakan, harga ayam potong beberapa akhir pekan ini berada dikisaran Rp 6000 perkilogram atau jauh dari HPP yakni Rp 18.000 perkilogram. “Di tingkat peternak harga jauh dari HPP, sementara di pasaran harganya mahal. Saya terpaksa jual langsung ayam siap potong ke konsumen dengab harga jauh di bawah pasar,” katanya. pada acara Diskusi Harga Ayam ditingkat Peternak Turun Signifikan melalui Zoom Meeting, Senin (6/4/2020).
Sementara itu, Wakil Sekjen Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar), Abbi Angkasa Perdana Darmaputra mengatakan, saat ini para peternak berduka. Bencana nasional bukan hanya karena corona atau covid 19 saja tapi para peternak nasib mereka juga dirusak oleh segelintir orang yang bermain harga secara nasional dan sangat menular.
“Menular cepat seperti covid 19. Harga ayam rusak di wilayah perbatasan sejak 22 maret lalu makin hancur dan hancur hingga sampai di beberapa daerah tujuh ribu rupiah. Mengerikan,” katanya.
Ironisnya,kata Abbi, di pasar becek dan di supermarket harga masih dikisaran Rp 30.000 dan tertinggi Rp 35.000 di beberapa area seperti Bandung dan sekitarnya. Kondisi tersebut, menurutnya membuat sedih peternak karena peternak berandai andai kalaulah mereka merugi harusnya masyarakat yang menikmati harga ayam murah dan bukan mafia-mafia pasar yang beli murah namun dijual dengan harga tinggi.
“Saya sedih melihat ini. Operasi pasar hanya omong kosong. Ditambah ketakutan corona. Pasar yang buka tutup membuat harga dimainkan.
Di beberapa lokasi, ayam masih berumur 3 sampai 10 hari dimusnahkan secara massal. Karena peternak sudah bingung kalau harga begini mau darimana beli pakan, “katanya.
Ia mengatakan, perlu ada langkah kongkrit dalam menyelesaikan harga ayam nasional dan rantai distribusinya. Rantai distribusi dengan disparitas harga yang tinggi akan menjadi tidak sehat untuk semua pihak. “Karena jika industri ini hancur, bagaimana na peternak,” katanya.