BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bandung mengaku kewalahan menghalau kerumunan warga di beberapa titik pusat perbelanjaan di Kota Bandung.
“Tidak banyak yang bisa kami lakukan untuk mengingatkan warga yang berkerumun, karena jumlah mereka ribuan, sementara personel kami sangnat terbatas,” ujar Kepala Satpol PP Kota Bandung, Rasdian Setiadi, beberapa waktu lalu.
Rasdian mengatakan, pihaknya sudah menghimbau warga yang berkerumun, namun warga tidak banyak yang memperdulikan. Sehingga sanksi yang diberikan kepada waga hanya sanksi teguran saja.
Sementara itu, untuk pemilik mall dan tempat usaha yang tidak melakukan prokes, maka akan dikenakan denda Rp500 ribu. Namun, itu juga setelah mereka mendapatkan peringatan.
“Jumlah tersebut memang tidak bisa kami naikkan, karena sudah sesuai dengan perwal,” tuturnya.
Menurut catatan Satpol PP, ada beberapa titik keramaian yang sangat sulit untuk dikendlikan, karena jumlah pengunjung yang membludak. Seperti di Pasar Baru, ITC, JL Kepatihan, Jl Dalem Kaum, dan JL Otista.
“Yang banyak kerumunan adalah pusat perbelanjaan untuk kelas menegah ke bawah. Kalau di tempat-tempat seperti TSM, tidak akan seramai itu,” terang Rasdian.
Untuk itu, Rasdian mengatakan pihaknya telah menyiapkan personel untuk menjaga titik-titik yang dianggap padat. Mereka akan berpatroli hingga H-1 lebaran, karena diprediksi puncak keramaian akan terjadi pada tanggal 7,8, dan 9 Mei.
Selain jumlah warga yang membludak, Rasdian mengakui adanya peningkatan jumlah PKL di titik-titik tersebut. Sehingga menyulitkan mereka untuk melakukan penertiban.
Berdasarkan pantauan pada akhir pekan lalu, tepatnya pada 1 dan 2 Mei, terjadi lonjakan pengunjung di beberapa pusat perbelanjaan, termasuk di Kawasan alun-alun Bandung dan sekitarnya. Pengunjung di pusat perbelanjaan sangat berdesakan, meluber sampai sepanjang JL Kepatihan, JL Otista, Jl dewi Sartika hingga JL Daem Kaum.
Menanggapi Hal ini, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung Achyani Raksanegara mengatakan, kekhawatirannya, adanya lonjakan kasus Covid-19 selepas libur lebaran. Terlebih jika warga tidak bisa mengendalikan diri untuk mengurangi mobilitas.
“Karena penularan covid-19 sangat berbanding lurus dengan mobilitas msyarakat. Semakin tinggi mobilitas warga, percepatan penyebaran virus covid-19 juga akan semakin cepat,” terangnya.
Selain itu, jika melihat libur Panjang beberapaw waktu lalu, lonjakan memang terjadi jika masyarakat tidak bisa mengendalikan diri untuk tetap di rumah .Untuk itu, Achyani Kembali mengingatkan warga agar tidak melakuka mudik lebaran dan mengurangi mobilitas.
“Kita ikuti aturan yang sudah dibuat olah pemerintah, sehingga tidak terjadi lonjakan gelombang ke dua covid-19,” tambahnya.
Achyani mengatakan kekhawatiranya, untuk mereka yang sudah mendaaptkan vaksin, akan lalai menerapkan protocol Kesehatan. Hal ini menajdi salah satu penyebab pemicu peningkatan penyebaran covid-19.
Di sisi lain, Achyani beharap program vaksin ini akan berhhasil, sehingga kalaupun ada warga yang terinveksi, namun sudah divaksin, maka mereka akan mudah pulih. (put)