BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM–
Program Pascasarjana Universitas Pasundan (Unpas) menggelar sidang terbuka Promosi Doktor Hanung Hestiawati KM, mahasiswi program doktor Ilmu Sosial Bidang Kajian Ilmu Administrasi Publik pada Rabu (25/8/2021).
Acara yang digelar di Aula Mandalasaba dr.Djoenjoenan Lantai V Gedung Paguyuban Pasundan, Jalan Sumatra No 41 Kota Bandung ini diketuai oleh rektor Unpas, Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf, Sp., M.Si., M.Kom.
Adapun disertasi yang disidangkan berjudul Collaborative Governance Dalam Pengelolaan Kawasan Pemukiman Kumuh di Kota Bekasi. Yang dipromotori oleh Prof.Dr.H.M.Didi Turmudzi M.Si,. dan co promotor
Dr. H. Yaya Mulyana Abdul Azis, M.Si.
Dalam paparannya Hanung mengungkapkan bahwa dari data Kemen PUPR, tahun 2014, Kota Bekasi sebagai bagian dari Jabodetabek memiliki permukiman kumuh berjumlah 60 lokasi yang tersebar di 9 kelurahan.
Jumlah permukiman kumuh tersebut meningkat pada tahun 2016 menjadi 118 lokasi permukiman kumuh yang tersebar di 12 kecamatan dan 56 kelurahan.
Pada tahun 2017 permukiman kumuh kembali bertambah menjadi 122 lokasi.
Permukiman kumuh di Bekasi memiliki luas 443,73 hektar atau 0,19 persen dari total luas Kota Bekasi.
“Salah satu strategi yang dapat digunakan untuk mengelola kawasan permukiman kumuh di Kota Bekasi adalah dengan mengimplementasikan collaborative governance. yang terdiri dari dimensi system context, drivers, dan collaborative dynamics,” paparnya.
Fokus penelitian ini, sambung Hanung ditekankan pada proses-proses collaborative governance dalam pengelolaan kawasan permukiman kumuh di Kota Bekasi, dan hasil kolaborasi dari proses collaborative governance.
“Konstruksi berpikir dalam penelitian ini terpetakan menjadi tiga bagian. Yakni grand theory (Teori Organisasi), middle range theory (Teori Governance) dan applied theory (Teori Collaborative Governance),” ulasnya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan strategi penelitian studi kasus.
Sementara itu, Desain operasional penelitian ini menggunakan pendekatan An Integrative Framework for Collaboration Governance dari Emerson et al (2011).
“Terungkap bahwa proses collaborative governance dalam pengelolaan kawasan permukiman kumuh di Kota Bekasi, dimensi system context merupakan kondisi lingkungan yang menaungi keberlangsungan collaborative governance,” urainya.
System context ini, sambung Hanung menciptakan peluang dan kendala yang mempengaruhi parameter lain dari collaborative governance.
“Hasil penelitian ini menunjukkan pula bahwa diperlukan minimal sebuah factor pendorong (drivers). Untuk terciptanya sebuah collaborative governanve dalam pengelolaan kawasan pemukiman kumuh di Kota Bekasi. Semakin banyak unsur-unsur drivers terlibat, maka semakin besar pula peluang terjadinya proses kolaborasi,” ulasnya.
Hanung melanjutkan bahwa dinamika kolaborasi dikatakan baik atau tidak tergantung pada tiga komponen. Yaitu penggerakan prinsip bersama, motivasi bersama, dan kapasitas untuk melakukan tindakan bersama.
“Hasil kolaborasi berupa terbentuknya struktur organisasi Program Penanganan Kawasan Kumuh Perkotaan (P2KKP) Kota Bekasi,” tandasnya.
Hasil dari sidang ini, Hanung Hestiawati KM dinyatakan lulus dengan IPK 3,60 dan hasil yudisium sangat memuaskan.
Selama berkuliah di Unpas, Hanung bercerita ada banyak suka duka yang ia lewati. Terlebih ia berkuliah sambil sibuk bekerja.
“Selama berkuliah tantangannya cukup berat, bekerja pada hari biasa dan berkuliah di hari libur. Namun, Unpas luar biasa, fasilitas dan pengajar sangat baik. Banyak ilmu yang saya dapatkan. Inshallah gelar doktor ini menjadi motivasi bagi saya untuk lebih baik lagi,” pungkasnya. (tiwi)