BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM —Sebanyak 27 pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di SDN Tilil 032 Kota Bandung antusias mengikuti kegiatan pendampingan bersama tim Pandawa, Puspaga dan para psikolog. Kegiatan dimulai pukul 09.00 pagi hingga 12.00 WIB siang di ruang kelas, Kamis (10/2/2022).
Turut hadir pula Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bandung sekaligus menjabat sebagai Ketua PGRI, Cucu Saputra pada pelaksanaan pendampingan trauma healing pascakejadian kurang baik di lingkungan sekolah pada 7 Februari 2022 lalu. Apresiasi dan dukungan kepada para PTK untuk bangkit dan bisa mengembalikan rasa bahagia serta kenyamanan di sekolah.
“Sebab trauma healing bukan hanya untuk siswa, tapi guru-guru juga, bagaimana caranya agar cepat move-on (dari kejadian). Endingnya agar segera pulih dan layanan pendidikan berjalan secara normal,” kata Cucu di Bandung, Kamis (10/2/2022).
Menurutnya, pertama bahwa bagaimana menempatkan peristiwa tersebut adalah sebuah takdir illahi. Pihaknya memotivasi kembali sebagai bentuk rasa empati dan simpati untuk mengekspresikannya dalam bentuk doa.
“Rencana PGRI Kota Bandung Insyaallah, para guru se-Kota Bandung akan mengadakan doa bersama,” ujarnya.
Namun, lanjutnya, hal ini tidak lebih ke bagaimana menempatkan warga sekolah pada suasana yang bahagia, tenang. Sehingga kegiatan pendampingan ini diharapkan bisa membuatnya mendapat suasana baru, gairah baru untuk segera move-on karena layanan pendidikan harus tetap berjalan mau itu melalui PTMT dan PJJ.
“Tugas guru, orang tua siswa adalah bagaimana mengembalikan suasana pembelajaran kembali seperti sediakala. Tentunya ini bukan keadaan yang mudah, tapi tetap harus move-on, jangan tenggelam dalam suasana batin yang terus bersedih, harus segera bangkit untuk memberikan layanan kepada siswa,” tegasnya.
Koordinator Pandawa Dinas Pendidikan Kota Bandung, Pathah Fajar Mubarok menjelaskan, kegiatan berjalan kondusif dan para PTK kooperatif mengikuti kegiatan pendampingan tersebut. Tahapan awal, tim pendampingan membagikan kuisioner, mendengarkan cerita dan sesi healing menggunakan Teknik forgiveness therapy.
“Tidak beda jauh (healing) kepada orang tua, hanya lebih kondusif karena tidak banyak orang dan lebih dapat proses healingnya. Selain forgiveness therapy kita memberikan relaksasi Teknik tapping,” ujar Pathah.
Tahapan trauma healing
Menurutnya, kegiatan trauma healing ini tidak cukup satu kali dan akan ada tindaklanjut sesudah data-data yang telah diisi oleh PTK diolah oleh tim pendampingan. Sebab, saat ini yang dilakukan baru tahapan observasi, akan ada sharing session dan tindaklanjut ke tahapan pendampingan individual jika ada PTK yang dinilai dibutuhkan.
“Dari 27 orang akan dilihat mana saja yang mempunyai dampak ringan, sedang, dan berat. Kalau bisa dikolektifkan itu akan kita laksanakan kelompok, tapi kalau memang harus ditanganinya secara individual maka akan melaksanakan konselingnya secara individual,” jelasnya.
Guru SD Tilil 032, Lia Harapan mengungkapkan banyak terima kasih kepada Dinas Pendidikan, Pandawa, Puspaga dan para konselor psikolog yang terlibat dalam pendampingan. Karena kegiatan ini bukan hanya diperuntukan bagi siswa melainkan guru dan orang tua.
“Semua pihak telah memberi semangat dan kita bisa lebih mengatur emosi sehingga lebih tenang serta tidak berlarut dalam emosi kejadian beberapa hari lalu,” ucap Lia setelah mengikuti pendampingan.
Ia pun berharap, semua pihak bisa lekas pulih dan bisa kembali melakukan rutinitas belajar mengajar dengan nyaman dan kondusif seperti sebelumnya. Tentu saja, kegiatan trauma healing ini sangat membantu sekali.
Hal senada diucapkan Guru SD Tilil 032, Prihatna yang merasa senang dan berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat. Sebab, kegiatan trauma healing ini mendatangkan banyak manfaat dan bisa membangun kembali percaya diri warga sekolah.
“Kami bisa percaya diri kembali untuk bangkit. Kedua bisa mengetahui cara mengolah emosi yang telah kami dapatkan atau alami dengan cara yang baik. Mudah-mudahan tidak ada lagi kejadian seperti itu di lingkungan sekolah,” ujar Prihatna.(put)