BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– Dekan Fakultas Hukum (FH) Universitas Pasundan, Dr. Anthon F. Susanto, S.H., M.Hum., menjadi Top 5 Ranking Scientist in University dari AD Scientific Index 2022 Indonesia.
AD Scientific Index atau indexs Ilmiah AD ( Indexs Iimiah Aper Doger) sebelumnya telah merilis Word Scientist and University Rangking 2022.
Selain membuat pemeringkatan perguruan tinggi lembaga ini juga memeringkat ilmuwan yang menjadi pengajar di perguruan tinggi.
Ada sebanyak 743.755 ilmuwan dari 14.194 PT di 216 Negara di dunia yang masuk dalam pemeringkatan ini.
AD Scintific Indexs adalah sistem peringkat dan analisis berdasarkan kinerja ilmiah dan nilai tambah dari produktivitas ilmiah para ilmuwan individu.
“Alhamdulillah saya bersyukur kepada Allah diberikan penghargaan ini. Dan juga terima kasih kepada Rektor yang telah memberikan penghargaan kepada saya, serta apresiasinya secara langsung. Terima kasih juga kepada Yayasan Pendidikan Tinggi Pasundan dan Paguyuban Pasundan,” ungkapnya.
Raihan prestasi ini sambung Anthon tentu saja membanggakan sekaligus juga menjadi bahan evaluasi diri bahwa ternyata apa yang kita lakukan, sekecil apapun itu dalam kaitannya dengan menulis ternyata kita diperhatikan oleh banyak orang.
“Mudah-mudahan menjadi pemicu bagi diri saya untuk lebih meningkatkan kualitas tulisan dan mudahan mudahan juga memberikan Triheri atau pemicu kepada dosen lain khususnya di FH untuk mulai menulis dan terus berkarya. Karena karya individu dosen akan sangat bermanfaat bagi institusi,” tuturnya.
Dihubungi PASJABAR, Sabtu (16/4/2022) Anthon mengungkapkan bahwa raihan ini tidak lepas dari esensi utamanya yakni menulis.
“Menulis adalah kewajiban setiap dosen yang hasilnya harus di publikasikan, melalui berbagai tulisan yang di publikasikan itu baik buku, artikel atau jurnal nasional dan internasional, maka secara otomatis nama kita akan menjadi perhatian atau dikenal secara luas apalagi di era digital saat ini,” ungkapnya.
Ia melanjutkan bahwa paling tidak buku atau karya tulis akan dibaca oleh masyarakat baik nasional maupun dunia dan tulisan tersebut kemudian akan menjadi rujukan penulis lain atau para mahasiswa diberbagai perguruan tinggi.
“Ketika kita menulis, hal ini akan terus berlangsung seperti snowball atau bola salju, semakin banyak karya semakin banyak peluang kita untuk mendapat perhatian. Selama ini saya selalu mencoba menulis setiap saat, di bidang kajian saya yaitu Filsafat dan Teori Hukum,” ulasnya.
Adapun karya Anthon dalam buku ada sekitar 18 buku, berbagai artikel dan jurnal nasional maupun internasional serta beberapa karya penelitian.
“Karya-karya saya kemudian dikutip dan menjadi rujukan. Jadi itu esensinya, jadi sebagai dosen hendaknya senantiasa menulis karena menulis selalu berkelindan dengan membaca. Membaca adalah menuliskan sesuatu yang kita baca di pikiran sedangkan menulis adalah menuangkan apa yang sudah kita baca ke dalam tulisan,” tuturnya.
Anthon pun berharap bahwa hal ini akan menjadi semacam pemicu yang positif bagi dosen untuk lebih fokus menulis dan menghasilkan karya di berbagai bidang khususnya ilmu hukum, bahwa kinerja dosen tidak hanya mengajar saja tetapi juga berkarya yang bisa dibaca oleh masyarakat luas dan hal ini paling tidak akan meningkatkan kinerja kelembagaan dimana dosen itu eksis.
“Saya berharap juga hal ini dapat menjadi pemicu kepada institusi kelembagaan atau Unpas untuk lebih memberikan motivasi kepada para dosennya dan juga memberikan apresiasi atau penghargaan dalam setiap karya dosen yang dihasilkan..,” tandasnya.
Sebagai dosen FH Unpas sekaligus Dekan, ucapnya tentu ada banyak agenda yang ingin dilakukan terutama saat ini meningkatkan dosen muda kepada kegemaran menulis dan mempublikasikan karyanya dalam skala luas, atau membangun kultur menulis di lingkungan akademik FH UNPAS.
“Meskipun ini tidak mudah tetapi lembaga berupaya untuk memberikan stimulan melalui kegiatan penelitian, pengabdian dan kepakaran, sehingga mudah mudahan dihasilkan outcome yang mampu mendongkrak kinerja fakultas hukum terutama saat ini sangat membutuhkan guru besar karena sangat terbatas dan kekurangan guru besar,” ucapnya.
Ke depan sistem rekrutmen dosen di FH akan lebih berorientasi pada pendidikan S3 dan melihat karya yang dihasilkan oleh dosen tersebut.
“Terakhir terima kasih sekali lagi disampaikan kepada UNPAS, Yayasan Pendidikan Tinggi dan Juga Paguyuban Pasundan sebagai induknya dan pihak stakeholder dalam upaya kolaboratif dan yang tidak kenal lelah dan berkelanjutan dalam membangun Lembaga, terima kasih kepada PAS TV yang telah berdiskusi tentang hal ini .. Sukses terus UNPAS,” pungkasnya. (tiwi)