BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– Terus meningkatkan kualitas diri itulah prioritas mahasiswa Universitas Pasundan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia semester III, Reksi Septian Faturohman atau yang biasa dipanggil Arka.
Maka tidak salah jika pemuda yang lahir di Bandung, 20 September 2002 ini sangat aktif dalam berbagai kegiatan bahkan meraih prestasi.
“Ada beberapa prestasi yang saya sudah diraih, tapi ada satu yang membuat saya begitu bangga dan berarti mendapatkannya yaitu juara 3 jabar bercerita challenge-berkisah cerita legenda”, nah ini acara lomba dari tikomdik Jabar di mana siswa siswi SMA sederajat se Jawa Barat berlomba lomba membawakan cerita daerah dengan membuat video storytelling,” tuturnya.
“Ini sangat berarti bagi saya karena udah mah dulu sekolah swasta terus tidak dapat dukungan dari sekolah dan membuat videonya hanya modal HP kakak saya dan gak nyangka bisa juara 3 sejawa barat. berikut link videonya untuk bukti : https://www.instagram.com/tv/CM43d3Pj-F9/?igshid=YmMyMTA2M2Y= ,” imbuhnya.
Selama berkuliah, Arka juga mengaku mulai mencari kesibukan di kampus dengan mengikuti Himpunan Mahasiswa Bahasa dan sastra Indonesia (HMBSI) agar lebih mengenal kehidupan kampus.
“Lebih dalam juga saya selalu ikut acara EXPO kampus dimana FKIP UNPAS mengajak saya untuk ikut promosi ke berbagai sekolah sekolah di Kota Bandung maupun di luar kota bandung sekalipun,” tandasnya.
Saat ini Arka juga tengah bersemangat untuk mulai belajar berbagai bahasa juga meningkatkan wawasan karena ingin mengasah skill public speaking.
“Untuk hobi, saya senang dubbing voice over dan editing videografi karena saya suka membuat konten konten video salah satunya konten video youtube,” terang pemfavorit warna biru dan penyuka rujak terong belanda ditambah terasi ini.
Arka bercerita bahwa ia bercita-cita untuk membuat sekolah SMA di kampungnya karena SDM dan kualitas pendidikan di daerahnya masih terbilang jauh dari kota.
“Jujur Rancabali ciwidey itu sektor ekonominya juara namun dalam sektor pendidikan masih kurang maka dari itu saya ingin meningkatkan kualitas anak anak generasi muda agar tidak terpuruk karena bagi saya kita boleh lahir dari kampung pelosok tapi kita tidak boleh kampungan pemikiran kita harus modern maju dan berilmu agama yang kokoh agar kita bisa bersaing dengan dunia luar yang modern ini,” tandas pemilik tinggi 170 CM.
Ia juga bercerita bahwa ia mengagumi sosok Thomas Alva Edison karena sikapnya yang pantang menyerah dalam berusaha.
“Saya mengagumi sosok Thomas Alva Edison karena sosok yang pantang menyerah 10.000 kali gagal dalam berusaha membuat lampu artinya kita tidak boleh menyerah dalam mengejar cita-cita jatuh ya bangkit lagi,” tandasnya.
Soal makna hidup, Arka mengatakan bahwa hidup yang ia maknai adalah bila semesta memberi kita kesempatan membuka mata untuk esok hari bersyukurlah karena kesempatan hidup hanya sekali nikmati kebahagiannya dan resapi kegagalannya karena hidup itu bukan sekedar hidup saja.
“hidup ini tidak selamanya indah pasti ada masa kita jatuh di keadaan terpuruk maka lakukanlah dengan sekuat tenaga apapun yang terjadi kita harus nikmati dengan senyuman dan lapang dada,” terang anak ke dua dari empat bersaudara.
“Saya juga memiliki motto yaitu hade gogog hade tagog yang dimana memiliki arti hade gogog yaitu kita harus berkata atau berbicara yang baik dan benar juga sopan, kemudian hade tagog yaitu kita harus berpenampilan dan berprilaku yang baik atau secara singkatnya kita harus beretika, karena menurut saya orang beradab atau beretika baik sudah pasti berilmu tapi orang berilmu belum tentu beradab,” tandasnya.
Terakhir Arka juga menyampaikan untuk jangan takut untuk mencoba hal baru dan jangan takut gagal.
“Sesuatu yang menjadi pembatas itu bukan orang lain tapi diri sendiri karena dunia tidak seburuk yang kamu pikirkan bila kita berani melangkah dan melihat pandangan yang lebih luas maka kamu akan menjadi versi terbaik dari dirimu yang dulu,” pungkasnya. (tiwi)