BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Asal mula Cuanki berasal dari merk dagang panganan Tim Sam (dimsum) berkuah bernama Bakso Tahu Kuah Choan Kie, di daerah Bandung dan berproduksi di kota Cimahi. Choan Kie sendiri mengandung arti rezeki.
Cuanki merupakan semacam siomay atau bakso tahu yang kering, yang kemudian diberi kuah. Panganan ini awalnya berbahan dasar daging babi, karena hanya memenuhi konsumen warga keturunan Tionghoa.
Pada dekade tahun 80-an, sejumlah mantan pegawai Choan Kie yang kebanyakan orang-orang dari beberapa wilayah, seperti Bandung, Garut dan Ciamis, mencoba memproduksi dan berjualan sendiri.
Para pedagang memodifikasi bahan dasar yang awalnya minyak dan daging babi menjadi ikan tenggiri, agar bisa dikonsumsi masyarakat umum. Ternyata respons pasar bagus, makanan berkuah itu menjadi alternatif baru diantara bakso dan mie ayam.
Para pedagang menjajakan dengan cara memikul dan berjalan kaki secara berkeliling, sebagaimana para penjual bakso dan mie ayam di masa itu.
Seiring perkembangan waktu dan teknologi, para pedagang cuanki banyak yang berjualan dengan cara menetap di satu tempat atau ada pula yang menjual cuanki instan yang dapat disajikan dalam waktu singkat.
Fakta Menarik Cuanki
Walapun tidak jelas siapa yang memulai, namun cuanki yang sebenarnya berasal dari kata Choan Kie sering diplesetkan menjadi singkatan dari “Cari Uang Jalan Kaki”. Ini karena kebanyakan pedanag cuanki menjajakan dagangan dengan cara berkeliling berjalan kaki.
Ternyata air rebusannya tidak hanya untuk merebus bakso,batagor dan tahunya saja, tetapi digunakan untuk merebus mie instan buat yang ingin menambahkan toping agar lebih kenyang.
Konon menurut beberapa orang jika ingin membeli cuanki lebih nikmat dimakan dengan menggunakan mangkok si penjual, katanya beda rasanya kalau make mangkok penjual dibanding dengan mangkok sendiri.