BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Paguyuban Pasundan menggelar acara Silaturahmi Ba’da Idulfitri 1446 Hijriah yang digelar secara hybrid di Aula Mandalasaba dr. Djoendjoenan, Gedung Paguyuban Pasundan, Jalan Sumatera No. 41, Kota Bandung, Sabtu (12/4/2025).
Acara berlangsung pukul 09.00 hingga 12.00 WIB dan dihadiri sejumlah tokoh nasional dan daerah seperti Ketua Umum PB Paguyuban Pasundan Prof. Dr. H. M. Didi Turmudzi, M.Si, Ketua Dewan Pangaping Paguyuban Pasundan TB Hasanuddin.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi Prof. Brian Yuliarto, M.Eng., Ph.D., Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Prof. Atif Latipulhayat, S.H., M.H., Ph.D. Serta Gubernur Banten dan Wakil Menteri UMKM Helvi Yuni Moraza.
Hadir pula Kapolda Jabar, Ketua DPRD Jabar, Komisaris Pertamina, Jaksa Agung RI Prof. Dr. ST Burhanuddin, S.H., M.H., Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandung Farhan dan Erwin, serta para tokoh dan tamu undangan lainnya.
Pentingnya Menjaga Kebudayaan Sunda
Ketua Umum PB Paguyuban Pasundan, Prof. Didi Turmudzi dalam sambutannya menegaskan pentingnya menjaga identitas dan kekuatan budaya Sunda.
Ia memulai dengan ucapan hangat, “Karena sehubungan dengan selesainya bulan Ramadan, atas nama keluarga Pasundan saya mengucapkan minal aidzin wal faidzin.”
Sebelum menutup sambutannya, ia membacakan sajak berjudul Tutur Sunda, sekaligus mengajak hadirin merenungi nilai kesundaan.
Ia menyinggung keberagaman subkultur Sunda, dari Sunda Kalapa, Banten, Priangan, hingga Cirebon. Prof. Didi juga menyitir majalah National Geographic edisi 1947.
“Di Amerika tahun 1947 ada majalah National Geographic. Ada berita khusus, di Indonesia ada sebuah suku yang namanya Suku Sunda. Orangnya pintar-pintar, perempuannya cantik-cantik,” katanya disambut tawa.
Ia juga membandingkan semangat solidaritas Suku Minang dengan harapannya kepada masyarakat Sunda.
“Saya bertanya-tanya, kenapa Suku Minang solidaritasnya sangat kuat? Nah, sekarang ada harapan karena Gubernur Jabar kita berani, luar biasa. Pemimpin memang harus begitu, jadi kita berani berbahasa Sunda,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pangaping TB Hasanuddin menyampaikan pesan yang kuat dan jenaka.
“Besok kita buat kesalahan lagi supaya tahun depan ada halal bi halal lagi seperti ini,” ujarnya.
Ia mengingatkan bahwa Paguyuban Pasundan sudah berdiri lebih dari 112 tahun dan memiliki peran dalam membangun Indonesia.
“NKRI ini juga bermula dari kedaerahan, dari kumpulan-kumpulan, satu pemahaman, hingga lahir proklamasi. Sekarang kita memang tidak ikut berjuang, tapi kita mengisinya. Tujuan Paguyuban Pasundan jelas: memerangi kemiskinan dan kebodohan. Maka, wajib bagi kita mendukung pemerintahan mana pun, dari Bung Karno hingga yang akan datang,” tegasnya.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menambahkan pentingnya memperkuat akar budaya dalam pembangunan daerah.
“Pemimpin saat ini harus jadi contoh. Mudah-mudahan ke depan Paguyuban Pasundan dan Unpas bisa melahirkan orang Sunda yang mengerti kesundaan. Ngerti Sunda itu gampang, asal mau ngurus kampung halaman,” katanya.
Ia mengajak masyarakat menjaga lingkungan dan infrastruktur serta memperhatikan persoalan banjir dan perairan di Tanah Sunda.
“Sunda ini erat dengan kata ‘cai’. Kalau cai rusak, tanahnya juga ikut rusak,” ujarnya.
Perubahan di Bidang Pendidikan
Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Atif Latipulhayat, dalam sambutannya menyampaikan reformasi pendidikan yang sedang diupayakan.
“Program wajib belajar akan mengubah Undang-Undang Pendidikan Nasional. Alhamdulillah, saya ditunjuk sebagai ketua perubahan sistem pendidikan itu. Swasta, termasuk Paguyuban Pasundan, akan menjadi mitra strategis dalam penyelenggaraan pendidikan,” tuturnya.
Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi, Prof. Brian Yuliarto, yang hadir melalui video, menegaskan posisi strategis Paguyuban Pasundan.
“Paguyuban Pasundan memiliki peran penting dalam menjaga warisan budaya Sunda sekaligus penggerak bidang pendidikan. Itu sejalan dengan visi pemerintah membentuk generasi unggul yang berakar pada kearifan lokal namun siap bersaing secara global.”
Jaksa Agung RI, Prof. ST Burhanuddin, juga menekankan pentingnya pendidikan dan pelestarian bahasa Sunda.
“Anak-anak petani sekarang banyak yang tidak mau jadi petani. Padahal pendidikan adalah faktor utama. Bahasa Sunda, mulai dari TK sampai SMA, harus tetap dipelihara,” tegasnya.
Spirit Pendidikan dan Kebudayaan
Wali Kota Bandung, Farhan, yang ditemui usai acara menyampaikan apresiasinya,
“Paguyuban Pasundan ini besar dan memiliki banyak lembaga pendidikan. Saya berharap mereka terus jadi tulang punggung penyelenggaraan pendidikan di Kota Bandung. Kita juga sedang menjajaki pengembangan kerja sama, termasuk untuk rekrutmen guru.”
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi menambahkan bahwa Spirit kebudayaan sangat penting.
“Yang meletakkan dasar-dasar kebudayaan itu harus bisa membangun aspek kesundaan agar memberi manfaat bagi keindonesiaan,” ungkapnya ketika ditemui
Prof. Didi Turmudzi juga menyoroti empat krisis yang dihadapi masyarakat Sunda.
“Pertama, krisis penggunaan bahasa Sunda. Padahal bahasa adalah identitas. Kedua, krisis simbol kesundaan. Karena itu, kita akan membangun pusat budaya Sunda. Ketiga, krisis kepemimpinan informal. Ini penting untuk pendekatan sosial. Krisis keempat, adalah kesadaran terhadap budaya,” katanya.
Selain sambutan para tokoh, acara juga diisi dengan tausiyah, doa Bersama. Dan suasana penuh kehangatan serta gelak tawa khas keluarga besar Paguyuban Pasundan. (han)