CLOSE ADS
CLOSE ADS
PASJABAR
Rabu, 5 November 2025
  • PASJABAR
  • PASBANDUNG
  • PASPENDIDIKAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASBISNIS
  • PASHIBURAN
  • PASOLAHRAGA
  • CAHAYA PASUNDAN
  • RUANG OPINI
  • PASJABAR
  • PASBANDUNG
  • PASPENDIDIKAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASBISNIS
  • PASHIBURAN
  • PASOLAHRAGA
  • CAHAYA PASUNDAN
  • RUANG OPINI
No Result
View All Result
PASJABAR
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home HEADLINE

Bunga Trotoar Bandung

Hanna Hanifah
15 April 2025
Trotoar Bandung

ilustrasi. (foto: Antara)

Share on FacebookShare on Twitter
ADVERTISEMENT
Opini Kegaduhan Politik
Dosen Yayasan Pendidikan Tinggi Pasundan Dpk FH UNPAS, Firdaus Arifin. (foto: pasjabar)

Oleh: Firdaus Arifin, Dosen FH Unpas dan Sekretaris APHTN HAN Jawa Barat (Trotoar Bandung)

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – “Langkah-langkah garang datang. Hancurkan wanginya kembang. Engkau diam tak berdaya.” (Iwan Fals – Bunga Trotoar)

Di atas trotoar, mereka tak hanya berdagang—mereka bertahan hidup. Lapak-lapak itu bukan sekadar gerobak, melainkan dinding ketabahan warga kecil yang tak mendapat ruang dalam skema besar kota. Tapi kini, di bawah komando Wali Kota Bandung M Farhan, “bunga-bunga trotoar” itu kembali layu, disapu atas nama ketertiban dan estetika.

Farhan berdiri di persimpangan antara penataan kota dan pengabaian nurani. Penertiban PKL, pembongkaran bangunan semi permanen, hingga wacana denda Rp1 juta untuk pembeli di zona terlarang bukan hanya kebijakan—ia adalah pernyataan kekuasaan yang menggilas kerumitan hidup rakyat kecil.

Tak ada yang membantah bahwa kota butuh tertib. Tapi bila ketertiban dibangun di atas penggusuran tanpa empati, maka kota kehilangan akarnya sebagai ruang hidup bersama. Trotoar memang untuk pejalan kaki, tapi selama ini, di ruang yang tak pernah cukup adil bagi si kecil, trotoar juga tempat mereka berjuang.

Penertiban

Bandung hari ini menyaksikan wajah kekuasaan yang rapi tapi dingin. Pemkot memberi waktu satu bulan untuk penertiban total, sambil mengerahkan Satpol PP di tujuh titik pusat kota. Lapak PKL yang menempel di trotoar dibongkar, gerobak yang tertinggal disita, dan bangunan semi permanen digusur tanpa kompromi.

Baca juga:   Efisiensi

Farhan berusaha meyakinkan bahwa penataan ini bukan sekadar menggusur. Ia bicara tentang revitalisasi Teras Cihampelas, eskalator pengganti lift rusak, dan ruang kreatif yang akan dihidupkan untuk menampung PKL. Tapi suara-suara di jalanan berkata lain: relokasi hanyalah wacana, bukan solusi. Bahkan ketika dikritik, ia lebih memilih diam daripada menjelaskan.

Lebih dari itu, muncul wacana denda bagi pembeli yang bertransaksi di zona PKL terlarang. Rp1 juta untuk satu tindakan yang lahir dari empati—membeli dari pedagang kecil agar mereka tetap makan hari itu. Ini bukan hanya kebijakan yang tumpul secara sosial, tapi juga mencerminkan alienasi negara terhadap warganya.

Kota tidak bisa dibangun hanya dengan penggaris. Pemerintahan tidak bisa dijalankan hanya dengan tabel dan timeline. Apalagi ketika yang dihadapi adalah kehidupan informal yang lahir dari kegagalan struktur formal itu sendiri. PKL hadir karena pemerintah gagal memberi ruang yang adil. Lalu mengapa sekarang mereka dimintai tanggung jawab atas ketidakhadiran negara?

Baca juga:   Gratis Tapi Aman: Menjaga Program MBG dari Ancaman Keracunan

Tata Kota

Farhan, dalam kapasitasnya sebagai wali kota, mestinya tahu: tata kota bukan hanya urusan bangunan dan ruang, tapi juga tentang manusia dan harapan. Ketika peraturan berjalan lebih cepat daripada kepedulian, yang tumbuh bukan ketertiban, melainkan kemarahan.

PKL bukan musuh kota. Mereka adalah cermin dari gagalnya sistem ekonomi dan distribusi ruang yang adil. Ketika kota tak menyediakan ruang legal yang layak bagi usaha kecil, maka trotoar menjadi satu-satunya pilihan. Mengusir mereka tanpa menyediakan pengganti bukan penataan—itu penghilangan.

Apakah Bandung ingin menjadi kota estetik tapi tanpa denyut hidup rakyatnya? Apakah Farhan hendak menciptakan lanskap kota bersih dari kekacauan, tapi juga bersih dari suara rakyat kecil?

Bunga-bunga Trotoar

Dalam lirik lagu Iwan Fals, bunga-bunga trotoar tak sekadar diinjak, tapi juga diludahi dan dibakar. Kota hari ini, dengan segala regulasinya, tengah melanjutkan kekerasan itu. Ia tak menggunakan pentungan atau api, tapi regulasi dan denda. Hukuman yang dibungkus hukum.

Sebagai akademisi, saya melihat pola yang berulang: estetika kota lebih diutamakan daripada keberlanjutan sosial. Pemerintah lokal kerap terjebak pada pencitraan visual ketimbang keberpihakan struktural. Ini bukan semata soal Farhan atau Bandung, ini soal bagaimana negara memperlakukan rakyatnya yang paling lemah.

Baca juga:   Jairo Riedewald Tanggapi Kekalahan dari China

Kota ini lupa, bahwa wajahnya bukan hanya gedung tinggi dan trotoar lebar, tapi juga tawa kecil di lapak gorengan, aroma bakso di ujung jalan, dan mata-mata letih yang tetap ramah menyambut pagi.

Menata Ulang Empati

Farhan dan timnya masih punya waktu. Bukan untuk sekadar membenahi tata kota, tapi menata ulang empatinya. Kota yang adil adalah kota yang memberi ruang bagi semua, bukan hanya yang punya modal dan desain.

Kota yang beradab bukan kota yang bersih dari PKL, tapi kota yang tahu bagaimana memperlakukan mereka dengan hormat dan manusiawi. Trotoar yang sesungguhnya bukan sekadar jalur kaki, tapi jalur hidup. Dan selama negara belum mampu memberi ruang yang setara, jangan salahkan mereka yang bertahan di pinggirannya.

Bunga-bunga trotoar itu mungkin tak wangi, tapi merekalah yang selama ini memberi warna dan hidup bagi Bandung. Jangan biarkan mereka layu di tangan kekuasaan yang buta rasa.

Dan jangan lupa: ketika bunga-bunga itu gugur, yang hilang bukan hanya warna, tapi hati kota itu sendiri. (han)

Print Friendly, PDF & Email
Editor:
Tags: OpiniTrotoar Bandung


Related Posts

Ngawula
HEADLINE

Ngawula ku Kawasa, Lain Ngawasaan ku Kawasa

30 Oktober 2025
Harga Akal
HEADLINE

Harga Akal

22 Oktober 2025
Narsistik Manipulatif
HEADLINE

Kepemimpinan Narsistik Manipulatif

20 Oktober 2025

Categories

  • CAHAYA PASUNDAN
  • HEADLINE
  • PASBANDUNG
  • PASBISNIS
  • PASBUDAYA
  • PASDUNIA
  • PASFINANSIAL
  • PASGALERI
  • PASHIBURAN
  • PASJABAR
  • PASKESEHATAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASOLAHRAGA
  • PASPENDIDIKAN
  • PASTV
  • PASVIRAL
  • RUANG OPINI
  • TOKOH
  • Uncategorized
No Result
View All Result

Trending

Sandiwara Sunda “Pernikahan Dini” karya LS Dwi Murni tampil di Bandung, angkat isu pernikahan anak dan penyalahgunaan kuasa lewat pesan moral dan budaya. (Eci/pasjabar)
HEADLINE

Sandiwara Sunda “Pernikahan Dini” Angkat Isu Sosial di Rumentang Siang Bandung

4 November 2025

Bandung, www.pasjabar.com -- Isu sosial tentang penyalahgunaan kuasa dan pelanggaran etika dalam masyarakat diangkat lewat pertunjukan sandiwara...

Kiper AC Milan, Mike Maignan, merayakan golnya di akhir pertandingan Serie A Italia antara AC Milan dan AS Roma di Stadion San Siro, Milan, pada 2 November 2025. (Isabella BONOTTO / AFP)

Mike Maignan Bersinar, Tapi AC Milan Terancam Kehilangan Sang Kiper!

4 November 2025
Tunggal putri Indonesia, Putri Kusuma Wardani, harus mengakui keunggulan Mia Blichfeldt dari Denmark pada final Hylo Open 2025 di Saarbruecken, Jerman, 2 November 2025. (TANGKAPAN LAYAR BWF TV)

Mia Blichfeldt Taklukkan Putri KW, Juara Hylo Open 2025!

4 November 2025
Angin puting beliung terjang Ujung Berung, Bandung. Puluhan rumah rusak, pohon tumbang, dan warga panik. Petugas BPBD lakukan evakuasi dan pembersihan. (Uby/pasjabar)

Angin Puting Beliung Hantam Bandung, Puluhan Rumah Rusak!

4 November 2025
Persib vs Selangor

Persib Optimistis Hadapi Selangor di AFC Champions League, Thom Haye: Tim Semakin Solid!

4 November 2025

Highlights

Angin Puting Beliung Hantam Bandung, Puluhan Rumah Rusak!

Persib Optimistis Hadapi Selangor di AFC Champions League, Thom Haye: Tim Semakin Solid!

Luis Enrique Siap Tantang Dominasi Bayern di Parc des Princes

Arne Slot Waspadai Aksi Gila Vinicius Junior di Anfield!

Biaya Haji 2026 Turun Dua Juta Rupiah

Malam Ini Timnas Indonesia U-17 Hadapi Zambia di Piala Dunia U-17 2025 Qatar

PASJABAR

© 2018 www.pasjabar.com

Navigate Site

  • REDAKSI
  • Pedoman Media Siber
  • Alamat Redaksi & Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • PASJABAR
  • PASBANDUNG
  • PASPENDIDIKAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASBISNIS
  • PASHIBURAN
  • PASOLAHRAGA
  • CAHAYA PASUNDAN
  • RUANG OPINI

© 2018 www.pasjabar.com

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.