TASIKMALAYA, WWW.PASJABAR.COM — Pemerintah terus menggulirkan berbagai program strategis untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, salah satunya melalui Program Makan Bergizi Gratis (MBG), sebagai mitra strategis pemerintah daerah dan pusat, bank bjb menunjukkan dukungan aktif terhadap keberhasilan program ini.
Yakni melalui penyediaan solusi pembiayaan investasi yang adaptif dan berkelanjutan bagi pembangunan serta penguatan Satuan Pelaksana Pemenuhan Gizi (SPPG) — pusat pengelolaan makanan bergizi yang menjadi tulang punggung pelaksanaan program MBG di daerah.
Kesiapan tersebut disampaikan dalam forum diskusi bertajuk “MBG: Antara Fakta, Harapan, dan Solusi” yang digelar oleh Lembaga Kajian Kemasyarakatan dan Optimalisasi Pemerintah Daerah (LK2OPD/Elkoped) di Kota Tasikmalaya, Sabtu (11/10).
Acara tersebut dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, mulai dari tokoh masyarakat, aparatur sipil negara, praktisi media, akademisi, hingga pelaku kuliner.
Turut hadir pula H. Wahid, Wakil Ketua DPRD Kota Tasikmalaya, yang menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menjaga keberlanjutan program MBG.
Beberapa narasumber yang hadir antara lain KCD Wilayah XII Jawa Barat, Dede Rahayu, S.Pd., M.Pd., Pemimpin Cabang bank bjb Tasikmalaya, Anet Yulisthian, Chef Profesional, Asep Fitriadi, serta Ogi Fathuzzaman sebagai perwakilan dari media.
Pentingnya Literasi dan Komunikasi
Ketua LK2OPD, Asep Heru, menuturkan bahwa diskusi ini berangkat dari keprihatinan atas maraknya narasi di media sosial terkait pelaksanaan MBG pascakejadian dugaan keracunan. Ia menilai pentingnya literasi publik dan komunikasi yang seimbang agar masyarakat memahami esensi program ini.
“Program ini sejatinya merupakan langkah strategis Presiden Republik Indonesia untuk memperbaiki asupan gizi anak-anak Indonesia menuju generasi emas 2045. Jangan sampai narasi negatif menutupi niat baik pemerintah,” ujarnya.
Dari hasil diskusi, seluruh peserta sepakat bahwa program MBG perlu dilanjutkan dengan sejumlah perbaikan menyeluruh. Termasuk penguatan sistem serta pembiayaan pelaksana di lapangan.
Dalam kesempatan itu, Pemimpin Cabang bank bjb Tasikmalaya, Anet Yulisthian, menegaskan bahwa sektor perbankan memiliki peran penting dalam mempercepat realisasi dapur gizi di berbagai daerah.
“Kami siap mendukung dari sisi pembiayaan dan permodalan bagi pengelola SPPG. Agar pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis dapat berjalan lebih optimal. Program ini bukan hanya tentang pangan, tapi juga investasi jangka panjang untuk kualitas sumber daya manusia Indonesia,” ujar Anet.
Untuk memperkuat ekosistem pelaksanaan MBG, bank bjb menghadirkan Pembiayaan bagi MBG, sebuah solusi pembiayaan yang dirancang khusus untuk mendukung pendirian dan pengembangan dapur sehat bergizi (SPPG) sebagai pusat pengolahan makanan sehat bagi anak sekolah.
Melalui fasilitas ini, yayasan atau mitra pelaksana program dapat memperoleh pembiayaan untuk:
-
pembangunan baru dapur SPPG,
-
renovasi bangunan menjadi dapur SPPG,
-
pembelian bangunan dapur SPPG, atau
-
refinancing terhadap dapur SPPG yang sudah ada.
Lebih jauh, bank bjb melihat program MBG bukan semata agenda gizi nasional. Tetapi bagian dari ekosistem pembangunan daerah yang menumbuhkan ekonomi masyarakat secara berkelanjutan.
SPPG yang dikelola secara profesional akan menciptakan rantai pasok pangan sehat dari hulu ke hilir. Membuka lapangan kerja baru, memberdayakan UMKM, dan memperkuat kemandirian pangan lokal.
Diskusi di Tasikmalaya juga menjadi wadah untuk memetakan tantangan implementasi program MBG di lapangan. Para narasumber menyoroti pentingnya peningkatan kualitas gizi, efisiensi manajemen SPPG, serta kolaborasi antarinstansi agar program dapat berjalan optimal.
Melalui jaringan yang luas di seluruh Jawa Barat dan berbagai provinsi lain, bank bjb berkomitmen menjadi mitra utama pemerintah dalam memperkuat implementasi program MBG.
Dengan dukungan pembiayaan yang inklusif dan berkelanjutan, keberadaan SPPG di setiap daerah diharapkan dapat mempercepat terwujudnya tujuan nasional: pemenuhan gizi seimbang bagi anak-anak Indonesia menuju generasi emas 2045. (*)











