BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– Kawasan utara Lembang yang pernah dijuluki “Dunia Narnia” kembali mencuat ke permukaan melalui buku terbaru berjudul Baroe Adjak karya Malia Nur Alifa. Buku ini menjadi fokus pembahasan dalam Diskusi Buku #64 Temu Sejarah yang akan diselenggarakan pada Kamis, 8 Mei 2025 pukul 20.00-21:30 WIB secara daring melalui Zoom.
Baroe Adjak mengangkat sejarah kawasan yang dahulu menjadi permukiman para Portugis hitam, lokasi kamp interniran wanita dan anak-anak Eropa pada masa pendudukan Jepang, pusat retret spiritual, hingga pusat peternakan sapi terbesar se-Asia Tenggara pada 1933. Kini, kawasan ini nyaris tenggelam dalam diam dan sengketa.
Ditulis dari pengalaman pribadi penulis yang tumbuh besar di kawasan tersebut, dan diperkuat riset mendalam selama 12 tahun, buku ini menghadirkan narasi sejarah yang sarat emosi, refleksi, dan dedikasi.
Tak hanya menjadi dokumentasi sejarah, Baroe Adjak juga menjadi bentuk cinta terhadap tanah kelahiran dan upaya menyelamatkan memori kolektif yang hampir hilang.
“Diskusi ini bukan hanya soal buku, tapi tentang menyelamatkan jejak sejarah lokal yang telah lama luput dari perhatian,” ujar Founder Temu Sejarah Indonesia, Tiwi Kasavela.
Diskusi ini terbuka untuk umum, gratis, dan dapat diikuti oleh siapa pun yang tertarik pada sejarah, sastra, arsitektur, dan isu-isu heritage.
Detail acara:
Nama Acara: Diskusi Buku #64 Temu Sejarah: Baroe Adjak
Hari/Tanggal: Kamis, 8 Mei 2025
Waktu: 20.00 – 21.30 WIB
Platform: Zoom Meeting
Pendaftaran: via WhatsApp 0895-3572-55688 (Format: Daftar-Diskusi Buku #64-Nama-Domisili)
Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi akun Instagram resmi @temusejarah. (tiwi)












