BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Anggota komisi X DPR RI, Dede Yusuf mengatakan, sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang paling terpengaruh di masa pandemi COVID-19 ini.
“Sekitar 90% pengusaha pariwisata kolaps. Mereka adalah yang paling terdampak, ” ujar Dede, beberapa waktu lalu.
Dede mengatakan, sektor pariwisata juga merupakan sektor yang paling akhir untuk bisa bangkit. Karena ketidak pastian kapan pandemi ini akan berakhir.
“Terlebih dengan adanya pembagian zona merah, kuning, hijau yang sekarang masih diberlakukan di seluruh wilayah di Jabar,” tutur Dede.
Dede mengakui tida banyak yang bisa dilakukan. Demikian juga di Kota Bandung. Meskipun di Bandung banyak sektor pariwisata yang bisa dikembangkan. Seperti wisata kuliner, hotel dan industri kreatif.
“Di Kota Bandung ini, 30% PAD berasal dari sektor pariwisata. Sehingga harus ada insentif perlakuan untuk sektor pariwisata di Kota Bandung,” tuturnya.
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, Dewi Kaniasari mengatakan salah satu upaya Pemkot Bandung dalam meningkatkan geliat sektor pariwisata adalah dengan menggelar Bandung Great Sale (BGS) lebih awal dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Biasanya kita menggelar BGS pas menyambut HUT Kota Badung, sekitar bulan September. Sekarang sudah digelar dari bukan Juli, dan akan diselenggarakan selama dua bulan,” papar Kenny.
Selama dua bulan ini, Kenny mengatakan sudah ada peningkatan hunian hotel, hingga dari bulan lalu hingga bulan ini sekitar 7%.
“Di bulan Juni peningkatan sampai 17%, bulan ini ada peningkatan sekitar 23%sampai 24%. Jadi ya pebingkatan bisa sampai 7%,” terangnya.
Untuk kunjungan mall, Kenny mengatakan, belum semua mall ramai dikunjungi. Kalaupun ada kunjungan, kebanyakan makan di resto yang sudah buka.
Kenny menyadari warga banyak yang memilih menghabiskan uangnya di sektor pangan. “Jadi warga mencari tempat yang bisa jalan-jalan dan ada tempat makannya. Sehingga datang ke mall tapi spending money nya di restoran,” tuturnya. (Put)