BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Wali Kota Bandung Oded M. Danial meminta Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bandung untuk menginfentarisir sungai di Kota Bandung yang punya lahan untuk dibikin kolam retensi.
“Kita kan punya 46 sungai yang di dekatnya bisa dibikin kolam retensi. Karenanya, saya minta DPU, agar semakin banyak kita bisa membuat kolam retensi di dekat sungai,” ujar Oded kepad wartawan Selasa (22/12/2020).
Oded mengatakan, fungsi kolam retensi di Kota Bandung lebih kepada mengembalikan fungsi danau, yang selama ini sudah banyak dialih fungiskan. Seperti diketahui danau di Kota Bandung sudah banyak dialihfungsikan diganti dengan Gedung-gedung.
Karenanya memurut Oded melihat fungsi kolam retensi tidak bisa secara parsial.
“Kita melihat fungsi kolam retensi tidak bisa satu-satu, lalu dianggap bisa mengatasi banjir. Melainkan keberadaannya unutk mengggantikan fungsi danau. Karenanya semakin banyak kita membangun kolam retensi akan semakin baik. Karena semakin banyak tenpat untuk menampung air dikala hujan,” tuturnya.
Kota Bandung sendiri sekarang sudah mempunyai beberapa kolam retensi, diantarajya di JL Bima, Irnaraga, dan Gedebage. Satu lagi yang baru saja dilaunching adalah Kolam Retensi di Taman Kandaga puspa.
Di mana di kolam tersebut ada kabut yang menyembur, sehingga selain sebagai kolam retensi, juga berfungsi sebagai tempat ruang public.
“Meskipun di saat pandemic tidak boleh dating ke ruang public, tapi kita berharap pandemic segera usai, sehingga kola mini bisa segera dinikmati warga,” harap Oded.
Ditemui di tempat yang sama, Kepala Dinas PU, Didi Ruswandi mengatakan, sangat disayangkan jika satu wilayah hanya memiliki satu fungsi. Karenanya, taman kandaga puspa ini, yang seyogyanya digunakan untuk ruang public, sekarang ditampah fungsinya sebagai kolam retensi.
“Sebetulnya oembangunan kolam retensi ini sudah sejak 2017 lalu. Namun kita revitalisasi lagi, dengan menambahkan semburan kabut yang sudah ditambah dengan wewangian minyak sereh sebagai aroma therapi,” papar Didi.
Harapannya, aroma terapi ini bisa menjadi wewangian yang menimbulkan efek relaksasi bagi warga, sehingga bisa menimbulkan kebahagiaa.
Luar Kolam Retensi tersebut sekitar 1700 meter persegi. Dengan kapasitas air skitar 4000 meter kubik, dengan biaya pembangunan sebesar Rp190 juta. Didi mengatakan, di saat hujan kolam tersebut akan menampung air yang mengalir dari Sungai Cikapayang. Jika sudah penuh, maka air akan dialirkan air Sungai Cilaki.
Menurut Didi, kabut akan dikeluarkan pada pukul 08.00-08.15 di hari Senin-Jumat. Sedangkan di hari Sabtu dan Minggu, akan dikeluarkan pada pukukl 07.30, pukul 12.00 dan pukul 16.00.
“Namun, selama masa pandemic, taman kandaga puspa tidak dibuka untuk umum,” tegasnya.
Kaitannya, dengan program infentarisir sungai yang akan dibuaat kolam retensi, Didi mangatakan butuh waktu. Pasalnya meskipun ada lahan di dekat sungai, namun belum tentu lahan tersebut milik Pemkot Bandung. (put)