BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– Perencana Keuangan Tersertifikasi dan Founder Anggriani & Partners, Metta Anggriani mengungkapkan bahwa Resolusi keuangan yang baik membutuhkan tiga langkah utama.
“Tiga langkah itu yakni melakukan financial check-up untuk memeriksa cash flow, hutang, dan aset yang kita miliki; mengidentifikasi prioritas serta tujuan seperti untuk liburan, membeli rumah atau kendaraan, dan seterusnya; dan yang terakhir barulah kita tentukan instrumen keuangan yang menyesuaikan dengan kondisi finansial dan prioritas sehingga mudah untuk dipantau dan dikelola,” tandasnya.
Tiga langkah utama resolusi keuangan tersebut juga dapat membantu perencanaan finansial agar lebih siap pandemi.
Alasan lain dibutuhkan perencanaan keuangan yang lebih siap menghadapi pandemi alias “pandemic ready” adalah terjadinya perubahan pola pikir dan hidup masyarakat yang menimbulkan berbagai kebiasaan baru.
Salah satunya yang paling menonjol adalah semakin bergantungnya masyarakat pada gadget untuk menunjang aktivitas sehari-hari, mulai dari bekerja, belajar, belanja, hingga hiburan.
Perusahaan riset pasar IDC, merilis laporan bahwa pada kuartal ketiga 2020 pertumbuhan penggunaan smartphone mencapai 49 persen dibandingkan kuartal sebelumnya, dan 21 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Selain itu, diprediksi penggunaan smartphone di Indonesia akan terus meningkat hingga mencapai 89,2 persen dari populasi Indonesia pada tahun 2025.
Hal ini sejalan dengan fenomena terkini di mana semakin banyak orang yang tak ragu lagi untuk membeli dan melengkapi dirinya dengan gadget yang lebih mutakhir, guna memastikan kelancaran work-from-home, school-from-home atau sekedar mendapatkan kualitas hiburan terbaik untuk mengusir rasa bosan selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Namun, frekuensi penggunaan gadget yang semakin tinggi tentunya dapat meningkatkan risiko terhadap gadget itu sendiri seperti terjadinya kerusakan, kehilangan, dan sebagainya.
Setiap gadget memiliki potensi untuk mengalami kerusakan dan seringkali biaya reparasinya tidak murah. Apalagi bila mengalami kehilangan, sudah pasti menjadi beban biaya yang cukup mengganggu keuangan karena harus membeli yang baru.
“Kita bisa melihat dampak dan risiko yang sangat nyata akibat terjadinya pandemi. Tahun ini kita harus lebih berhati-hati. Oleh karena itu, satu hal yang tidak boleh terlupakan adalah memiliki perlindungan ekstra seperti asuransi karena penyakit, musibah dan bencana bisa terjadi kapan saja dan dapat mengganggu cash flow,” kata Metta Anggriani dikutip dari antaranews, Minggu (31/1/2021).
Salah satu produk asuransi yang tidak diketahui orang banyak adalah perlindungan terhadap gadget.
Sementara itu Head of Partnership Affinity, PT Asuransi Allianz Utama Indonesia Mariani Solihah, menyampaikan bahwa Manfaat perlindungan gadget yang ditawarkan oleh masing-masing penyedia asuransi berbeda-beda.
“Tapi biasanya, manfaat paling umum adalah perlindungan terhadap risiko kerusakan accidental yang bersifat fisik seperti retak pada layar smartphone, kerusakan akibat terkena cairan, dan melindungi gadget dari pencurian,” ucapnya.
Selain menyesuaikan diri dengan perubahan perilaku dan kebutuhan di masa pandemi, perencanaan keuangan di tahun 2021 harus disiapkan juga untuk mengantisipasi tantangan lainnya. Salah satunya adalah risiko banjir yang seringkali terjadi di awal tahun. Ini sangatlah penting mengingat Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) pernah memperkirakan nilai kerugian klaim musibah banjir pada properti dan kendaraan bisa mencapai Rp1,1555 triliun.
Melihat betapa pentingnya hal tersebut dan besaran risiko kerugiannya, beberapa tips sederhana dari Mariani Solihah untuk memilih asuransi properti dan kendaraan, antara lain pilih sesuai kebutuhan, memilih perusahaan terpercaya, mengetahui kejelasan polis dengan baik dan memberikan akses pelayanan yang lengkap (*)