BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Kepala Badan Kepegawaian, Patihan dan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Bandung, Adi J. Mustafa, menyebutkan jika penerimaan CPNS akan diundur dua pekan.
“Awalnya penerimaan CPSN akan dibuka pada 30 Mei, tapi berdasarkan rapat terbatas di pemerintah pusat diundur selama dua pekan ke depan. Jadi mungkin sekitar pertengahan Juni,” ujar Adi, kepada wartawan, Rabu (2/6/2021).
Ia menuturkan, Kota Bandung mendapatkan kuota sebaya 3500 untuk penerimaan CPNS. Namun, mayoritas digunakan untuk kuota P3K (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja).
“Untuk kuota PNS, dibuka sebanyak 50-60 formasi. Sedangkan untuk P3k guru sebanyak3.474 formasi, untuk tenaga kesehatan dan teknis lain mengajukan 192 formasi,” jelas Adi.
Untuk tenaga guru, nantinya akan diprioritaskan bagi honorer K2. Jika honorer K2 sudah semua diakomodir, namun masih da kuota, maka akan dibuka formasi untuk fresh graduate, namun untum mereka yang sudah mengikuti pendidikan profesi guru.
“Untuk guru ini, kami membuka lowongan bagi yang sudah berpengalaman, baik yang sedang mengajar, pernah mengajar atau memiliki sertifikat pendidikan mengajar,” terangnya.
Hal ini berbeda untuk PNS yang bisa merupakan fresh graduate. Sedangkan untuk hak dan kewajiban yang dimiliki P3K, sama dengan PNS. Hanya saja untuk P3K, tidak akan mendapatkan dana pensiun.
“Masa kerja P3K, akan diperpanjang setiap habis masa berlaku. Jadi jika setelah dievaluasi ternyata kinerjanya baik, maka akan diperpanjang, sesuai kebijakan walikota, tambahnya.
Meski demikian, pemerintah daerah juga harus tetap melaporkan hal itu kepada pemerintah pusat.
Khusus untuk penerimaan guru, Adi mengatakan akan dilaksanakan oleh kementrian pendidikan dan kebudayaan riset dan teknologi.
“Jadi kami Pemkot Bandung hanya memberikan suport saja. Pelaksanaan dialjukan oleh Kemendikbud ristek,” tuturnya.
Di sisi lain, lanjut Adi, pemerintah pusat punya program 1 juta guru, sedangkan di Kota Bandung diberi kuota 3 ribu orang guru.
Disinggung mengenai jumlah guru yang pensiun, Adi mengatakan jumalhnya sekitar 600-700 orang, per tahun. “Tapi jumlah itu juga fluktuatif, tidak sama setiap tahunnya,” terang Adi. (Put)