BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM–Sebuah bantaran sungai Cipamokolan di dekat Jalan Cikajang, yang menyentuh wilayah Kecamatan Antapani dan Arcamanik ditata dengan sangat apik.
Di bagian samping sungai bersih dan ditanami berbagai pohon yang didukung juga konsep kelompok Buruan SAE.
Masih di lokasi yang sama, tepatnya di dekat sekolah Mutiara Hati, bagian dinding sempadan sungai dibangun penahan permanen.
Pada di bagian atasnya juga dipercantik dengan taman dan area publik yang turut menyediakan arena bermain sepatu roda.
Hal ini tak lepas dari upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung tetap berusaha menghadirkan fasilitas publik yang nyaman bagi masyarakat. Seperti yang baru saja diresmikan penataan di bantaran Sungai Cipamokolan.
Kendati di tengah keterbatasan kemampuan anggaran, penataan ini akhirnya terwujud atas kolaborasi bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum dan Sektor 22 Satgas Citarum Harum.
Wali Kota Bandung, Oded M. Danial menyatakan, hadirnya penataan ini merupakan buah dari kebijakan strategisnya dalam mengedepankan kolaborasi.
Lewat komunikasi yang baik, BBWS wilayah Citarum dan Sektor 22 Satgas Citarum Harum bersedia berbagi peran dalam menghadirkan kenyamanan bagi masyarakat.
“Ini dalam upaya menghadirkan visi Bandung Nyaman. Artinya semua wilayah Kota Bandung akan ditata secara bertahap, sehingga bisa nyaman bagi masyarakat,” ucap Oded saat peresmian, di Jalan Cikajang, Selasa, (5/10/2021).
Oded mengatakan, saat ini dukungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bandung masih fokus menangani pandemi Covid-19.
Walaupun Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung juga masih anjlok, tetapi pihaknya tetap mengupayakan penataan kawasan dan menghadirkan fasilitas publik yang nyaman. Apalagi jika menyangkut dengan urusan sungai secara langsung.
Dia menegaskan, meminimalisir terjadinya banjir menjadi konsentrasi Pemkot Bandung. Sehingga masalah aliran sungai menjadi perhatian khusus Pemkot Bandung.
“Kurang lebih ada 41 aliran sungai yang membelah Kota Bandung dari hulu ke hilir. Ini semua sedang ditata satu per satu. Sungai Cipamokolan yang kemarin dari Rancacili, sekarang di sini (Antapani),” ujarnya dalam rilis yang diterima PASJABAR.
Sementara itu, Kepala BBWS Citarum, Bastari mengungkapkan, Sungai Citarum ini meliputi 14 kabupaten kota yang menyentuh hampir 30 persen wilayah Jawa Barat.
Sehingga memerlukan peran dari semua pihak untuk menjaga kelestarian Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum. Termasuk Kota Bandung yang dialiri anak sungai Citarum.
Untuk itu, Bastari sangat antusias ketika diajak berkolaborasi menata Sungai Cipamokolan. Keberhasilan penataan ini menurutnya, harus menjadi cerminan bagi daerah lain dalam rangka penuntasan permasalahan sungai melalui soliditas antar pemangku kebijakan.
“Ini adalah contoh bagaimana sinergisitas Satgas Citarum Harum, Pemerintah Kota, Kementerian PUPR menjaga lingkungan. Baik sungai sebagai wujudnya, maupun fungsinya sebagai sumber air,” kata Bastari.
Bastari mencontohkan fenomena yang muncul ketika penataan wilayah sungai di salah satu daerah di Jakarta. Menurutnya, penataan ini bukan persoalan estetika atau kenyamanan semata, melainkan turut memberikan dampak besar bagi sejumlah asek kehidupan.
“Ada contoh di Jakarta, penataan sungai itu menurunkan tingkat kriminalitas. Kemudian juga tingkat kesehatan naik. Jadi ini sangat berpengaruh kepada peningkatan aspek kehidupan,” jelaSnya.
Sedangkan Komandan Sektor 22 Satgas Citarum Harum, Kolonel Inf. Eppy Gustiawan menuturkan, program penantaan bantaran sungai Cipamokolan ini memang tidak mudah. Namun, kolaborasi antar instansi yang menunjang proses penataan berjalan dengan lancar.
“Sebelumnya kita tata sesuai peran yang ada. Di situ ada bangunan liar, sedimentasi, limbah domestik, itu kita tata. Kita berkolaborasi juga, tidak sendiri,” ungkap Eppy.
Oleh karenanya, Eppy berharap besar apabila semua elemen masyarakat berperan menjaga dan merawat kelestarian lingkungan di Sungai Cipamokolan. Utamanya, yang saat ini sudah lebih indah dengan beragam fasilitas publik.
“Dengan adanya penataan, kita bisa merawat lingkungan yang ada. Karena tidak hanya peran dari satgas aja, tapi peran dari masyarakat secara menyeluruh,” harapnya. (*/tiwi)