BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Guru Besar STEI ITB, Prof. Trio Adiono, S.T., M.T., Ph.D., berhasil mengembangkan alat untuk mengukur kualitas air dengan system IoT bernama smart water meter.
Tujuan pengembangan alat ini untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Kampung Patin di Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Kampung Patin sebuah desa wisata yang menjadi salah satu sentra pengolahan ikan patin terbesar di Indonesia. Saat ini, Kampung Patin mampu menghasilkan 15 ton ikan patin per harinya.
“Uniknya, di sana semua rumah memiliki kolam budidaya ikan patin,” katanya seperti dikutip PASJABAR dari laman itb, Sabtu (5/3/2022).
Selain budidaya ikan patin, warga juga mengembangkan beberapa UMKM yang mengolah dan menjajakan produk berbahan dasar ikan patin seperti ikan selai, kerupuk, dan abon.
Namun katanya, budidaya ikan patin di kampung tersebut dirasa cukup sulit karena masih mengandalkan metode-metode yang konvensional. Tingkat sensitivitas ikan patin yang tinggi, terhadap kondisi lingkungan mengharuskan warga untuk terus mengontrol kualitas air. Oleh karena itu, penggunaan bahan kimia dan alat-alat yang tidak efisien dikhawatirkan dapat menimbulkan kesalahan pengukuran yang menurunkan produktivitas kolam ikan patin.
Dengan bantuan berbagai mitra, ia Trio kemudian merancang smart water meter yang dapat mengatasi permasalahan tersebut.
“Sistem dapat melakukan pengukuran kualitas air secara otomatis selama 24 jam menggunakan sensor dan teknologi IoT sehingga hasilnya dapat diakses dari jarak jauh,” jelasnya.
Teknologi smart water meter juga mampu menyediakan infografis perubahan kualitas air terhadap waktu. Harapannya, data tersebut dapat digunakan untuk memastikan kondisi kolam selalu optimal dan pada akhirnya, dapat meningkatkan kualitas produkasi budidaya ikan patin.
Tenaga surya
Ia menjelaskan teknologi tersebut dilengkapi dengan berbagai fitur penunjang, seperti dapat mengukur pH, suhu, kekeruhan, dan kadar oksigen terlarut.
“Konsumsi dayanya pun rendah dan menggunakan sumber daya listrik berbasis matahari,” lanjutnya.
Sistem yang digunakan berupa modul elektronik yang dipasangkan pada sebuah pelampung oranye, yang bertujuan untuk menyiasati level air kolom yang kerap naik dan turun. Kemudian, pada bagian kanan dan kiri, terdapat dua buah panel surya yang dilengkapi dengan baterai apabila sewaktu-waktu kondisi cuaca mendung.
Terakhir, sensor-sensor serta antena untuk menjangkau gateway LoRa juga dipasang pada bagian tengah tubuh smart water meter.
“Untuk menampilkan hasil pengukuran, kami membuat sebuah aplikasi yang disebut patinku.com,” ucapnya.
Dalam pengambangan ini, dirinya didukung Dr. Eni Sumiarsih dan Ir. Suhaimi, dua tokoh asal Provinsi Riau. (*/ytn)