BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Wakil Ketua III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandung dari Fraksi Partai Golkar, Edwin Senjaya menilai, meskipun sudah ada geliat ekonomi, namun laju pertumbuhan ekonomi Kota Bandung masih belum pulih sepenuhnya. Hal ini terlihat dari laju pertumbuhan ekonomi yang sebelumnya 5% – 7%, tahun ini baru di angka 3%.
“Meski memang belum bisa dikatakan kembali ke keadaan normal. Tapi harus kita apresiasi memang geliat ekonomi itu ada. Karena biasanya kan PAD kita di angka tiga koma sekian triliun,” ujar Edwin.
Edwin mengatakan, hal yang menghambat kembalinya laju pertumbungan ekonomi di Kota Bandung, adalah karena kekosongan jabatan wali kota beberapa waktu lalu. Meski demikian, Edwin menegaskan bisa jadi hal lain juga ikut menunjang dan menjadi penyebabnya.
“Ya mungkin, karena kemarin posisi wali kota dalam keadaan kosong cukup lama. Sehingga LPE agak tersendat,” terangnya.
Karenanya, Edwin berharap dengan dilantiknya Yana Mulyana sebagai Wali Kota Bandung definitif, bisa membuat pertumbuhan ekonomi di Kota Bandung melaju cepat, mengejar ketertinggalan, meskipun tidak didampingi wakil wali kota.
“Kita juga tidak bisa meraba atau memprediksi apa kesulitan yang dihadapi Wali Kota Bandung yang sekarang tanpa ada wakil. Ya baru bisa kita lihat performa kerjanya pada akhir tahun mendatang,” katanya.
Edwin mengatakan, beberapa sektor pajak yang bisa digenjot sekarang diantanya pajak restoran dan pajak hiburan.
“Pasalnya beberapa mata pajak seperti PBB, pajak air tanah, targetnya ya hanya segitu-gitunya. Sedangkan untuk pajak hiburan, pajak hotel dan restoran masih bisa digenjot dan diupayakan penghasilan yang maksimal,” tuturnya.
Selain itu, Edwin juga menilai sektor pariwisata menjadi salah satu sektor yang juga bisa digenjot kontribusi pemasukannya.
“Salah satu upayanya adalah dengan kembali menjajaki dan mempererat kerja sama dengan pemerintah Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat, yang memiliki destinasi wisata alam lebih banyak dibanding Kota Bandung,” terangnya.
Meskipun demikian, Kota Bandung sendiri memiliki kelebihan lain di bidang pariwisata, yaitu hotel yang lebih banyak dan fasililtas yang memadai, wisata kuliner dan wisata belanja.
“Sehingga jika semua dikolaborasikan, bisa membawa dampak positif baik bagi Kabupaten Bandung, Kota Bandung dan Kabupaten Bandung Barat,” tuturnya.
Edwin menilai, sekarag yang bisa dilakukan Pemkot Bandung adalah membuat promosi besar-besaran sehingga banyak wisatawan yang datang ke Kota Bandung. Karena menurut Edwin, belakangan ini Kota Bandung seperti tidak mempunya ciri khas yang mudah diingat dan tidak punya daya tarik tersendiri untuk mendatangkan wisatawan.
“Kalau DKI kan punya formula E. kalau bandung punya apa coba,” kelakar Edwin.
Menurut Edwin, ada baiknya Pemkot Bandung kembali membuat acara cukup besar untuk mengundang wisawatan, misalnya dengan kembali menggebyarkan peringatan Hari Jadi Kota Bandung (HJKB).
“Peringatan KAA tahun ini juga kurang semarak,” tambahnya.
Padahal, kalau Kota Bandung bisa menggelar acara tahunan yang meriah, Edwin menilai itu akan lebih baik. Disinggung masalah anggaran, Edwin menilai bukan tidak mungkin bisa menganggarkan anggaran yang cukup jika dinas terkait memang ada keinginan. “Kan di mana ada keinginan di situ ada jalan,” tegasnya.
Di sisi lain, terkait pemulihan ekonomi yang melibatkan UMKM, Edwin berpesan, jangan sampai program-program yang dimiliki oleh dinas-dinas di Kota Bandung ini hanya merupakan seremonial saja, tanpa benar-benar menyentuh UMKM di level bawah. (adv/put)