Bandung, WWW.PASJABAR.COM – Ancaman radikalisme dan peredaran gelap narkoba di perguruan tinggi semakin nyata. Mahasiswa diyakini menjadi sasaran empuk para pengedar narkoba dan kelompok radikal.
Hal tersebut didasari tingginya konsumsi narkoba di usia produktif dan masifnya penggunaan media sosial yang kerap digunakan untuk menyebarkan paham radikal.
Untuk mencegah masuknya isu radikalisme dan penyalahgunaan narkoba di kalangan mahasiswa, Universitas Pasundan menyiapkan langkah preventif.
Rektor Unpas Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom., IPU. menyebut, Unpas telah berkolaborasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Badan Narkotika Nasional (BNN).
Pada PKKMB 2022/2023, 4.503 mahasiswa Unpas memecahkan rekor relawan anti narkoba terbanyak. Mahasiswa Unpas pun aktif dalam kegiatan pencegahan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika (P4GN).
“Unpas juga merekrut mahasiswa untuk menjadi sukarelawan di Aliansi Relawan Perguruan Tinggi Anti Penyalahgunaan Narkoba (Artipena) bersama PTN dan PTS lainnya,” ujar Rektor, Rabu (12/10/2022).
Tak hanya itu, upaya preventif untuk menutup celah peredaran narkoba di Unpas juga diwujudkan dengan melakukan tes urine bagi mahasiswa baru.
“Karena sempat tertunda pandemi, Unpas akan kembali melaksanakan tes urine untuk 3.000 mahasiswa,” terangnya.
Terkait pencegahan radikalisme dan terorisme, awal Januari 2022 lalu Unpas menerima kunjungan Kepala BNPT Boy Rafli Amar untuk penjajakan kerja sama dan rencana edukasi mahasiswa.
Menurutnya, Unpas dengan jumlah mahasiswa yang mencapai puluhan ribu perlu diedukasi agar terhindar dari ideologi berbasis kekerasan.
“Upaya lain terkait edukasi bahaya radikalisme dan terorisme sudah diimplementasikan di FISIP Unpas melalui mata kuliah wajib Terorisme Sebagai Ancaman Global,” tambahnya.
Ke depan, Unpas berencana membuka Pusat Kajian Terorisme untuk mengefektifkan gerakan yang berkaitan dengan radikalisasi. (*/Nis)