BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Ketua Komisi Dakwah dan Ukhuwah MUI Pusat, K.H.M Cholil Nafis Ph.D menegaskan jika MUI melarang keras dakwah di dalam masjid bermuatan mendukung, mengajak umat memilih Capres dan Caleg tertentu.
“Khutbah itu harus bebicara dan sesuai dengan rukun khutbah yakni ada ajakan taqwallah, ada nasihat, ada doa. Jadi dilarang dalam khutbah ada kampanye memilih caleg tertentu atau capres tertentu karena itu bisa menggangu beribadah dan bisa membuat orang tidak mau lagi beribadah ke masjid, menjadi malas beribadah di masjidnya,” ujar Cholil Nafis yang ditemui Pasjabar usai menjadi keynote speack dalam Silaturahmi dan Halaqah Dakwah yang diselenggarakan MUI, Komisi Dakwah dan Universitas Pasundan di Aula Ir.Djuanda, Kampus II Unpas Jalan Tamansari, Bandung, Minggu (28/5/2023).
Ia berharap di tahun politik ini, MUI berharap tidak ada kampanye di masjid untuk mendukung atau meminta umat memilih caleg atau cawapres tertentu. Meski demikian, pihaknya tidak melarang khotib untuk berbicara politik di masjid.
“Berbicara politik itu boleh, tetapi tidak berkampanye jangan mengajak memilih satu pihak, karena kami khawatir yang tidak memilih calon yang disebutkan atau dikampanyekan itu jadi tidak ke masjid. Jadi lebih baik di masjid berbicara bagaimanan membangun bangsa dan berpolitik yang baik tidak money politik, atau bagaimana mencari pemimpin yang membangun bangsa. Itu baik dilakukan di masjid, tapi jangan sampai mengundang caleg, capres dan cawapres,” tegasnya.
Hal tersebut dikatakan Cholil sebagai upaya MUI dalam menjaga umat beragama di tempat ibadah. Bahkan pihaknya sudah menyampaikan hal tersebut ke KPU Pusat, “Kami berdiskusi dengan KPU agar pemilu ini menjadi edukasi ke masyarakat, dan juga edukasi kepada umat dan menjadikan pemilu menjadi area memilih pemimpin yang baik bukan ajang berkampanye apalagi mencaci maki,” ungkapnya.
Selain itu MUI juga dikatakannya sudah mengeluarkan fatwa untuk tidak boleh golput dan umat harus partisifasi untuk menentukan bangsa.
“Ini tentu kita mencari dari orang-orang yang siap membangun bangsa, memilihnya harus, tapi itu semua oleh masing-masing pribadi atau orang yang berkepentingan untuk berkampanye,” jelasnya. (tie)